Peringatan: Ini bukanlah tulisan porno.
Saya membayangkan pertemuanku dengan Pariman di tahun 1950an. Kala itu diriku adalah seorang tenaga penjual produk bedak Gagarontol. Bedak ini berfungsi untuk menghilangkan gatal akibat; "Djarang Mandi, Digigit Serangga, ataw Main Lonte."
Pariman memandangku terpaku ketika kujelaskan bisa menyembuhkan "manuk e" yang gatal-gatal. Ia menggaruk-garuk kepala sambil melihat jari yang kutunjukkan pada selangkangannya.
"Ohhhh.... K*NTOL!" (ini bukan porno literasi).
Kejadian ini jelas hanya khayalan. Kudapatkan pada saat Daeng Khrisna Pabichara mengirimkan sebuah iklan jadul di grup komunitas KPB (Kompasianer Penulis Berbalas).
Tagnya; "orang dulu lebih jujur, ya?"
Memang iklan telah mengalami evolusi. Apa yang sekarang dianggap konyol, mungkin dulu tidak. Saya masih ingat di zaman engkong masih hidup dulu. Minyak angin selalu dikantongi. Bukannya sering sakit kepala, tapi itu adalah parfumnya.
Manusia zaman dulu jelas pikirannya lebih sederhana. Jangankan medsos, surat kabar dan majalah pun terasa mewah. Jangankan pansos, bansos saja belum ada.
Pikiran pun lebih suci dan murni. Minimal itu pendapat saya. "K*ntol" yang dimaksud oleh Pariman tentu bukanlah ucapan porno. Ramai panen pembredelan di zaman sekarang. "K*ntol" yang dimaksud tentu adalah alat pipis.
Zaman modern tidak serta merta membuat pikiran lebih maju. Apa yang dulu dianggap sebagai hal yang biasa saja, sekarang justru menjadi "ekstrimis." Tubuh wanita yang seharusnya indah pun menjadi jijik berantakan.
**