Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Ilmu Meringankan Tubuh yang Aku Kuasai

Diperbarui: 14 Maret 2021   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Meringankan Tubuh yang Aku Kuasai (sumber: vihoknews.com)

Sebagai anak kecil film Kungfu itu sangat inspiratif. Para pelakunya bukanlah superman dengan kostum khusus. Tapi, sekali gebrak puluhan musuh jatuh terjungkal.

Jauhkan tendangan utara atau tinju selatan. Tidak selamanya berantem menyelesaikan masalah. Terlebih lagi sudah ada medsos. Jangan sampai si jago Kungfu jadi viral. Masuk penjara gegara gebukin orang.

Tapi, ada yang namanya jurus Gingkang. Alias ilmu meringankan tubuh. Konon katanya gedung tiga lantai dengan mudah digapai. Juga bagus untuk "ghosting." Daripada kabur secara daring. Mending bikin orang lain merinding.

Lantas apakah ilmu Gingkang ini benar-benar ada? Hai sobat, meskipun film dibuat di Hollywood, ilmu sakti masih bisa direbut.

Sewaktu kecil dulu, aku sering digadang-gadang sebagai reinkarnasi Pendekar Tanpa Bayangan. Sebabnya berulang kali kue di atas meja lenyap tak berbekas. Siapa lagi kalau bukan si pendekar sakti ini pelakunya. Bak Robin Hood, tak sekali pun ketahuan. Kecuali jeweran bunda melayang di telinga.

Joni, tetangga sebelah rumah pun memberikan sebuah buku. Judulnya Rahasia Ilmu Meringankan Tubuh.

Buku Rahasia Ilmu Meringankan tubuh (sumber: estuarey.wordpress.com)

Katanya sih, anak sepertiku berbakat mewarisi ilmu Gingkang. Aku terharu melihat ketulusan Joni. Meskipun rela uang belanjaku jatuh ke tangannya.

Hari pertama. Di suatu sore yang sepi, diriku mulai bertapa. Aku buka kitab sakti pemberian si Joni. Bab pertama, isinya cukup masuk akal. Latihan dasar diperlukan. Bukannya semua ilmu Kungfu sakti harus dimulai dari kuda-kuda.

Aku pun memulai hari itu dengan melakukan gerakan ringan. Jongkok berdiri, jongkok berdiri, sambil mengayunkan tangan ala senam pagi. Tidak lupa juga mengaum. Namanya saja "Lompatan sang harimau yang mengagumkan."

Aku terus melakukannya hingga hari menjelang Magrib. Keringat bercucuran. Bukannya sehat, tapi gelay. Sebabnya anak seusiaku keringatnya sudah terlalu sering terkuras. Terutama jika kakak memperlihatkan gambar sampul buku stensilan.

Sore itu, aku belum mendapatkan apa-apa, kecuali jeweran bunda tersayang di telinga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline