Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Kitab Perubahan "I-Ching," Peletak Dasar Ilmu Metafisika China Kuno

Diperbarui: 1 Februari 2021   05:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi I-Ching (sumber: feng-shui.lovetoknow.com)

Meniti ilmu metafisika Tiongkok Kuno, tidak boleh terlepas dari pemikiran para filsuf kuno. Filsafat Tiongkok kuno merepresentasekan alur tradisi intelektual dalam budaya China sejak dimulainya sejarah hingga masa kini.

Humanisme mengisi topik utama dari filsafat China. Peran manusia atas fungsi atau posisi dalam masyarakat selalu menjadi perhatian utama para filsuf. Topik duniawi seputaran moral manusia lebih banyak mengisi bahan diskusi dibanding hal yang bersifat metafisik.

Walaupun demikian, metafisika tidak lantas hilang begitu saja dalam tradisi pemikiran Tiongkok kuno. Para pemikir lebih menyukai menuangkan idenya dalam bentuk literasi puitis dibandingkan prosa sistematis.

Mereka menganut faham bebas ekspresi yang cenderung mengabaikan batasan aturan penulisan. Manuskrip Tiongkok Kuno banyak mengandung pedoman atau panduan dalam bentuk 1) Aforisme (pernyataan singkat bermakna), 2) Alusi (acuan pada sesuatu atau seseorang), dan 3) Parabel (perumpamaan moral).

Kecenderungan naskah biasanya bersifat gagasan tersirat atau memicu konstruksi pemikiran. Oleh sebab itu banyak petuah dalam tulisan Tiongkok Kuno bersifat samar dengan pemaknaan tak berpagar. 

Ide utama dari pemikiran filsuf China Kuno inilah yang mendasari naskah metafisika pertama di China. Adalah I-Ching yang juga dikenal sebagai 'Kitab Perubahan,' yang berisikan banyak petuah berbayang.

Konon penulis pertama kitab I-Ching adalah Raja Wen. Ia juga dikenal sebagai Ji Chang, yang merupakan Founding Father dari Dinazti Zhou (1046-256 SM).

Para ahli Metafisika Tiongkok, pasti akan setuju jika mengatakan salah satu terknik peramalan tertua dan juga terpenting, adalah kitab I-Ching. Mereka berpendapat siapa pun yang mampu mengartikan pesan rahasia kitab ini, bakal mampu memahami semua hukum alam.

Fengshui, Ba Zhe, Tu Bei-Tu dan lain sebagainya telah mengadopsi metode I-Ching sebagai dasar perhitungan fenomena alam.

**

Walaupun tujuan penggunaan I-Ching pada awal penemuannya digunakan untuk memprediksi dan menggambarkan masa depan, tetapi Confucious atau Kong Hu Cu (551-479 M) memperluas kegunaan I-Ching sebagai sumber filosofi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline