Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Artikel ke-500, Menulis Angka Jelimet Menjadi Artikel yang Mumet

Diperbarui: 15 Januari 2021   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Artikel ke-500 (sumber: kompasiana)

Meskipun sebagai seorang Kompasianer yang juga Numerolog, saya tidak pernah menghubungkan angka dengan jumlah tulisan. Namun, kali ini saya memutuskan tampil beda. Sebabnya ada sebuah tulisan yang telah dibuat oleh Kompasianer I Ketut Suweca, yang bisa diklik di sini.

Gegara artikel Bli Ketut ini, saya pun memutuskan untuk menuangkan tulisan ke-500 di Kompasiana. Tidak ada hubungan dengan Numerologi. Murni hanya sebuah keinginan berbagi. Siapa tahu saja bisa bermanfaat bagi pembaca.

**

Tepat 411 hari saya bergabung di Kompasiana dengan status "bukan penulis andal." Tidak pernah mengenyam pendidikan resmi tentang kepenulisan dan tidak pernah meraih prestasi di dunia literasi.

Menulis di Kompasiana dimotivasi oleh hobi yang baru kutekuni dalam satu dasawarsa terakhir. Menjadi Numerolog Jelas adalah sebuah tantangan. Menumpahkan isi otak yang jelimet ke dalam tulisan yang tidak bikin mumet, jelas bulet.

Menurut hematku, dengan meninggalkan jejak literasi, maka seharusnya ide yang tertuang tidak akan hilang terlekang. Syukur alhamdulilah, ternyata tulisan yang kubuat mampu menarik perhatian banyak pembaca.

Jujur awalnya tidak mudah. Bagaimana mungkin angka jelimet bisa menjadi sebuah informasi yang ramai disukai? Tulisan-tulisan pertamaku di Kompasiana ini, mengganjarku dengan tiga label prestisius. Dukun, Paranormal, dan Musyrik.

Artikel semacam ini (mungkin) hanya diminati oleh beberapa orang yang gemar membaca sambil ngupil saja. Jangan harap pembaca kritis seperti Kamu, Kamu, dan Kamu akan tertarik. Menciptakan artikel yang bermutu diminati banyak orang bukanlah perkara remeh.

Layaknya orang yang frustasi, aku mulai berpikir. Dunia gaib mungkin bisa jadi solusi agar tulisan ramai dibaca orang. Dari sinilah asal-usul "jimat keberuntungan" mulai berpetualang di Kompasiana.

**

Aku cukup sering menitipkan jimat pada kolom komentar laman para sahabat Kompasianer. Jimat itu adalah pesan untuk mengubah tulisan tersebut menjadi Artikel Utama. Hasilnya, kejadian beneran!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline