Instagramable, kata yang mengisi Topik Pilihan di Kompasiana. Tidak akan pernah ada jika tidak ada aplikasi Instagram. Sebagai salah satu top aplikasi media sosial, Instagram baru saja berusia 10 tahun di tahun 2020 ini.
Pada tanggal 6 Oktober 2010, aplikasi Instagram dirilis pertama kali di Apple App Store. Kala itu, Instagram menjadi sebuah media sosial dengan terobosan baru, yaitu berbagi foto.
Hanya dalam hitungan jam setelah dirilis pertama kali, aplikasi ini sudah diunduh oleh sekitar 10.000 pengguna. Satu tahun berikutnya jumlah unduhan aplikasi Instagram dilaporkan mencapai 10 juta kali.
Di awal kemunculannya, platform ini hanyalah berguna untuk berbagi foto dan video tanpa adanya fitur-fitur lain yang beraneka ragam. Namun, setelah diakuisisi oleh Facebook pada tahun 2012, Instagram mulai melakukan banyak perubahan seperti apa yang kita ketahui pada hari ini.
Seorang antropolog digital dari Curtin University, Crystal Abidin mengatakan bahwa Instagram adalah segalanya. Makna "segalanya" itu dimaksudkan bahwa lewat aplikasi Instagram setiap orang dapat melihat dan mencari apa yang mereka inginkan (kompas.com).
**
Dengan banyaknya pengguna dan semakin banyaknya fitur pada aplikasi ini, lambat laun fungsi Instagram berubah menjadi sebuah platform media sosial dengan nilai komersil. Menyalurkan hobi, menjadi terkenal, dan mendatangkan uang.
Popularitas Instagram kemudian mengubah banyak perilaku di masyarakat. Menghabiskan lebih banyak waktu di sana, mengunduh foto-foto kegiatan pribadi, memamer pencapaian, bahkan mengumbar keindahan wajah dan tubuh. Semuanya untuk mendapatkan 'like, comment, dan followers."
Hingga muncullah sebuah profesi Selebgram yang menjadi idaman dari jutaan pengguna platform ini. Selebgram berasal dari kata Selebriti dan Instagram. Istilah ini disematkan kepada mereka yang memiliki banyak pengikut. Hasil unduhan adalah semacam pernyataan sikap yang berpengaruh kepada khayalak ramai.
Figur publik yang sudah terkenal bahkan ikut-ikutan membuka akun di platform ini. Mereka menggunakan Instagram sebagai ajang untuk menambah fanbase (basis pendukung).
Semuanya menjadi mungkin dengan membina kedekatan dan membuka peluang untuk saling berinteraksi. Sesuatu hal yang susah dilakukan sebelum adanya media sosial.