Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Mengenai Delirium Gejala Baru Covid-19, Mengenal Diet Adaptogen untuk Pencegahan

Diperbarui: 12 Desember 2020   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Delirium, Gejala Baru Pasien Covid-19 (sumber: kompas.com)

Virus Corona bermutasi dengan cara yang cepat dan aneh. Pada saat kita sudah merasa memahami gejala Covid-19, ada saja hal baru yang tidak kita ketahui.

Flu, demam, batuk berat, sesak nafas, hingga kehilangan rasa menjadi penanda adanya serangan virus pandemi ini. Semuanya berhubungan dengan kesehatan fisik.

Tidak ada pengaruh terhadap mental yang dapat menimbulkan gangguan jiwa, kecuali psikosomatik yang berasal dari depresi akibat tekanan lingkungan selama masa pandemi.

Namun semuanya berubah ketika sejumlah penelitian terbaru menemukan fakta bahwa virus corona tak hanya menyerang fisik, namun juga mental si pengidapnya. Virus corona bisa menyebabkan Delirium.

Gejala delirium berkaitan dengan neurologis, yang membuat sang penderita mengalami kebingungan berat dan kesadaran yang berkurang. Kondisi ini bisa memicu gangguan pada otak dan juga kondisi mental. Adapun gejala seseorang yang mengalami delirium, di antaranya adalah sebagai berikut,

1) Sulit fokus dan mudah teralihkan, 2) Suka melamun dan lambat bereaksi, 3) Daya ingat menurun, 4) Kesulitan berbicara, 5) Halunisasi, 6) Mudah tersinggung dan gelisah, hingga 7) Kebiasaan tidur yang berubah.

Awalnya gejala delirium juga ditemukan pada penderita covid berat. Akan tetapi pada dugaan awal, hal ini terjadi karena efek dari demam akibat infeksi yang juga memengaruhi timbulnya gejala delirium.

Namun penelitian terakhir berkata lain, Covid-19 juga menyerang sistem saraf pusat. Penyebabnya diduga berasal dari tiga hal, yaitu:

  • Kurangnya pasokan oksigen pada otak.
  • Peradangan jaringan otak akibat badai sitokin, dan
  • Fakta bahwa virus memiliki kemampuan untuk mengalir di dalam darah yang bisa menuju otak.

Dengan kenyataan ini, delirium harus dilihat sebagai salah satu gejala awal akan adanya serangan Covid-19, meskipun gejala umum lainnya belum menyertai. Khususnya pada Lansia. Peneliti dari UOC (Universitas Oberta de Catalunya) yang melakukan penelitian ini mengatakan;

"Kita perlu waspada, terutama dalam situasi epidemiologi kayak sekarang, karena seseorang yang menunjukkan tanda-tanda kebingungan mungkin merupakan indikasi infeksi Virus Corona"

Perlu diketahui ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang terkena delirium, meskipun bukan akibat infeksi virus Corona. Di antaranya adalah;

  • Konsumsi obat-obatan tertentu atau keracunan obat yang berhubungan dengan penyakit mental seperti; anti depresan, obat tidur, anti kejang, obat untuk parkinson, dan lain sebagainya.
  • Kecanduan alkohol dan gejala putus akohol.
  • Keracunan zat sianida atau karbon monoksida
  • Operasi atau prosedur medis lainnya, seperti pembiusan.
  • Penyakit kronis atau berat.
  • Malnutrisi atau dehidrasi.
  • Gangguan tidur atau gangguan emosi.
  • Gangguan elektrolit.
  • Demam akibat infeksi akut (khususnya bagi anak-anak).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline