Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Jejak Islam China Kuno dalam Sejarah Kaisar Mualaf

Diperbarui: 25 November 2020   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilsutrasi Muslim di China dan Sejarah Islam (sumber: cbc.ca)

Siapapun mengenal napak tilas Laksamana Cheng Ho. Ia adalah seorang kasim yang mendapatkan kepercayaan Kaisar dari zaman Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He dan juga dikenal dengan nama Ma Sanbao, atau Sam Po, yang menjadi nama dari Kuil Sam Po Kong di kota Semarang.

Selama abad ke-15, Laksamana Cheng Ho banyak melakukan ekspedisi ke Malaka (Asia Tenggara), dengan tujuan memperluas pengaruh politik Dinasti Ming ke negara-negara timur jauh. Ia melakukan pertukaran budaya, memberikan hadiah-hadiah, pengetahuan, sekaligus menjadikan negara yang dikunjunginya sebagai aliansi dari kekuatan besar Dinasti Ming.

Akan tetapi, Cheng Ho yang juga seorang muslim, memiliki ambisi pribadi. Sebagai seorang yang soleh, ia merasa memiliki kewajiban untuk mengenalkan ajaran besar Nabi Besar Muhammad Rasullah S.A.W.

Patung Cheng Ho di Kuil Sam Po Kong (sumber: republika.co.id)

Bukti sejarah bahwa Laksamana Cheng Ho beragama Islam, ditemukan pada makamnya di Kota Nanjing. Di atas makam tersebut ada sebuah prasasti yang bertuliskan Bismillah irrahman irrahim dalam bahasa Arab. Meski demikian, banyak yang tidak mengetahui bagaimana jejak Islam di zaman Dinasti Ming, China pada saat itu.

Dinasti Ming (1368-1644) memiliki dualisme kebijakan terhadap agama Islam. Di satu sisi mereka sangat menentang orang asing peganut islam asal Arab, Persia, dan Asia Tengah untuk berbahasa asing, menggunakan nama aslinya, hingga mengenakan baju tradisionalnya, dengan alasan pembauran.

Namun di sisi lain, mereka justru sangat mengapresiasi agama Islam yang sudah masuk ke China sejak tujuh abad sebelum Kaisar pertama China, Zhu Yuang Zhang, pendiri Dinasti Ming lahir.

Kaisar Zhu Yuang Zhang bahkan pernah dikisahkan menulis sendiri, "Seratus Kata Puji-pujian kepada Rasulullah (Zhi Sheng Bai Zi Zan)." Tulisan ini bahkan masih bisa didapatkan pada guratan tembok masjid-masjid di China. 

Penggalan Zhi Sheng Bai Zi Zan (sumber: muslimheritage.com)

Ia juga berjasa dalam pembangunan masjid baru di Yunnan, Hokkien, Kanton, dan di Nanjing yang merupakan ibu kota Dinasti Ming kala itu. Catatan sejarah dari Kitab Tiangang Dian Li (Hukum dan Ritual Islam), karangan ulama terkemuka zaman Dinasti Qing, Liu Zhi, menyatakan bahwa "Masjid-masjid lainnya yang roboh pun dibangun kembali oleh Kaisar."

Bukan hanya terbatas kepada rumah ibadah saja, putra Kaisar Zhu Yuan Zhang yang kelak menjadi kaisar ketiga Dinasti Ming, juga mengeluarkan peraturan perlindungan terhadap muslim di daerah kekuasaannya, agar takada yang boleh merudung mereka.

Penggalan Zhi Sheng Bai Zi Zan (sumber: muslimheritage.com)

"Semua pejabat baik sipil maupun militer, tidak diperkenankan merendahkan, menghina, atau mengintimidasi" muslim, dan "barang siapa berani melanggar titah ini, maka akan dihukum." Demikian penggalan titah (chiyu) Zhu Di pada pertengahan tahun 1407. Zhu Di adalah kaisar yang mengutus Laksamana Cheng Ho menjalankan ekspedisinya ke mancanegara.

Kaisar Mualaf Pertama

Meskipun Kaisar Zhu Yuan Zhang dan Zhu Di adalah raja yang bertanggung jawab dalam mendukung perkembangan agama Islam di Dinasti Ming, namun tidak ada catatan sejarah yang mencatat status agama mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline