Apakah Anda menyukai namamu? Ada yang senang, ada yang biasa-biasa saja, namun ada juga yang membencinya.
Nama adalah suara yang paling familiar dalam diri kita. Selain merepresentasi diri kita pribadi, nama adalah kata yang paling sering didengarkan.
Suara yang memanggil nama, adalah suara yang paling mendebarkan hati. Coba bayangkan, di saat seseorang yang disayangi, memanggil namamu dengan manis dan merdu, gimana tuh perasaannya?
Pun halnya, jika 'guru killer' di sekolah yang mencari mangsa untuk naik ke papan tulis untuk menjawab pertanyaan. "Rudy, naik sini!" Wah, sampai sekarang horor itu masih belum bisa lepas dari bayanganku.
Pun halnya dengan nama ejekan, "Eh, lontong, ngapain lu di sini?"
Si Amir yang memang jualan lontong usai pulang sekolah, tidak menyenangi panggilan yang dianggap melecehkan tersebut. Namun, akan terasa beda bagi Cah Lontong, yang memang memposisikannya sebagai nama panggung yang membuat dirinya terkenal.
Jika memang demikian adanya, mengapa masih ada saja yang menganggap ada nama yang baik, dan ada nama yang buruk?
**
Indonesia yang sudah diresmikan selama 75 tahun saja, juga mengalami tuduhan sebagai biang kerok penyebab runtuhnya bangsa ini.
Baca juga: Tahun 2020: Indonesia Akan Hancur Jika Tidak Mengubah Nama Menjadi Nusantara
Namun, presiden Filipina, Rodrigo Duterte, malah ngotot mengubah nama Filipina menjadi Maharlika, lha gimana bisa?