Jika ada penemuan yang paling diharapkan pada tahun ini, maka ia adalah Vaksin Corona.
Hampir setahun telah berlalu, dan untuk kali pertamanya, umat manusia merasa tidak berdaya dengan gempuran mahluk yang kecilnya tidak lebih besar dari sebutir debu.
Segala usaha dari peradaban telah dikerahkan untuk mempercepat pengembangan vaksin, agar manusia dapat terbebas dari pandemi Covid-19. Target yang ditentukan adalah akhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.
Dilansir dari kompas.com, hingga kini telah ada 165 vaksin yang dikembangkan di seluruh dunia, dan 31 vaksin yang telah masuk ke dalam tahap uji coba kepada manusia.
Bagi masyarakat awam, penemuan vaksin adalah solusi yang pasti untuk menghilangkan pandemi. Semacam obat dewa yang bisa mengatasi seluruh permasalahan. Namun apakah sesederhana itu?
Faktor kecukupan dan ketersediaan.
Dilansir dari cnbcindonesia.com, Indonesia saat ini semakin agresif mendapatkan vaksin corona. Melalui kesepakatan antara Bio Farma dan Sinovac Biotech China, Indonesia berhasil mengamankan komitmen pengadaan 40 juta dosis vaksin covid-19.
Perjanjian ini adalah merupakan bentuk 'perjanjian awal' (preliminary agreement) untuk kerja sama uji klinis tahap akhir kandidat vaksin CoronaVac milik perusahaan Sinovac, China.
Akan tetapi vaksin yang paling cepat tersedia di akhir tahun 2020 ini, masih belum cukup untuk disuntikkan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Kapasitas produksi milik Bio Farma bisa menghasilkan 250 juta dosis per tahun. Dengan demikian dengan komitmen dengan Sinovac, dalam setahun Indonesia akan memiliki 290 juta dosis.
Penduduk Indonesia mencapai lebih dari 268 juta jiwa. Dengan takaran 2 dosis per orang, maka Indonesia masih kurang sekitar 246 juta dosis untuk 123 juta jiwa. (268 juta dikali 2 dikurangi 290 juta).
Untuk itu, pemerintah juga sudah bekerja sama dengan pengembang asal China lainnya, yaitu Sinopharm dan CanSino Biologics.