Pada zaman dahulu kala pada saat masker belum merupakan kewajiban, penulis pernah dikejutkan oleh sebuah gambar. Pasalnya wajah yang dikirim di grup BBM (Blackberry Messenger) itu berwajah mirip penulis.
"Sejak kapan kamu masuk ke politik bro?" tanya kawan penulis. Sebabnya figur misterius, Caleg DPRD dari partai Golkar itu juga bernama Rudi Sxxxx G., nah lho.
Cukup diabaikan saja, namun fenomena kembaran tak sedarah ini selalu bikin penasaran. Bukan hanya bagi penulis saja, namun juga bagi hampir seluruh manusia di dunia.
Konon kabarnya, setiap orang memiliki 7 kembarannya di dunia ini, apakah benar?
Masih ingat dengan teori konspirasi Kim Jong-Un palsu di peresmian pabrik gula beberapa saat yang lalu? Beberapa media asing berspekulasi bahwa Kim yang tampil adalah orang lain yang penampilannya sangat mirip dengan Kim Jong-Un.
Bukan hanya di Korea Utara saja, mantan diktator Irag, Saddam Hussein, juga dikenal sebagai pemimpin yang paling banyak memilki kembaran. Bahkan di Indonesia sendiri, sudah ada beberapa orang yang kedapatan mirip presiden Jokowi.
Fenomena ini disebut dengan Doppelganger yang berasal dari bahasa Jerman, yaitu doppel (ganda) dan gaenger (pejalan). Istilah ini sebenarnya berhubungan dengan pengalaman spiritual seseorang yang melihat refleksi dirinya sendiri dalam bentuk nyata.
Mitos bahwa seseorang akan mati dalam waktu dekat jika bertemu dengan sang Doppelganger ini meruak luas pada budaya Eropa dan Amerika. Beberapa kesaksian orang terkenal mengenai hal ini kemudian semakin menambahkan kesakralan dari mitos.
Konon, Ratu Elizabeth I (1558-1603) melihat Doppelganger dirinya berbaring tak bergerak di ranjang. Tak lama setelah kejadian tersebut, beliau meninggal.
Begitu pula dengan presiden Amerika Serikat ke-16, Abraham Lincoln yang menceritakan bahwa ia pernah melihat Doppelgangernya di cermin, pada malam pemilihan pertamanya. Saat itu ia sedang duduk santai di sofa, dan terkejut bukan main. Namun ketika ia berjalan mendekati cermin, wajah tersebut menghilang.
Namun seiring waktu berjalan, istilah Doppelganger, tidak lagi seseram mitos yang melegenda. Istilah "baru" dari Doppelganger merujuk kepada seseorang yang sangat mirip, namun tidak memiliki pertalian darah.