Puisi adalah bentuk karya sastra yang terikat oleh irama, rima dan penyusun bait dan baris yang bahasanya terlihat indah dan penuh makna. (Sumber).
Irama dan rima yang tercipta adalah keindahan bagi pembacanya, namun kekuatan sesungguhnya berada pada penyusunan bahasa, yang dapat memberikan ribuan makna dan sejuta pemahaman.
Oleh sebab itu, tidak seperti karya sastra lainnya, puisi dapat menjadi sebuah kesusastraan yang bertahan hingga berabad-abad lamanya. Namun bagaimana jika puisi yang telah berusia ratusan tahun tersebut tidak saja indah dinikmati, namun juga dapat meramalkan kejadian masa depan? Merinding dibuatnya!
Adalah Nostradamus (1503-1566), seorang visioner asal Perancis yang telah membuat ribuan puisi empat baris atau kuatrain. Puisi karyanya disusun dalam buku dengan judul Les Propheties yang diterbitkan pada tahun 1555.
Bukan hanya puisi yang indah, namun Les Propheties sendiri diklaim sebagai ramalan masa depan jitu oleh para pengikutnya. Beberapa ramalannya yang dianggap paling terkenal adalah kematian Lady Diana (tahun 1997), kebangkitan Adolf Hitler, tragedy 9/11 atas penyerangan gedung WTC, hingga kepada kemenangan Trump.
Mari kita simak bersama;
Puisi mengenai kemunculan Adolf Hitler
"From the depths of the West of Europe, A young child will be born of poor people, He who by his tongue will seduce a great troop; His fame will increase towards the realm of the East."
(Dari kedalaman Barat Eropa, Seorang anak akan lahir dari orang miskin, Dia akan menggunakan lidahnya untuk merayu pasukan besar; Ketenarannya akan meningkat menuju ranah Timur)
Puisi atas Kematian Lady Diana
"The last son of the man with the Prophet's name will bring Diana to her day of rest. At a distance they wander in frenetic grief delivering a great people from ruin."