Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Retorika PSBB dan Dualisme Baju APD

Diperbarui: 21 April 2020   04:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Dualisme Baju APD. Sumber: PapaMuda.net

(30/03/2020) Beberapa video dan foto beredar viral di medsos, mengenai mahluk misterius mengenakan baju APD (hazmat) berkeliaran di berbagai tempat publik.

Kecaman keras muncul dari penjuru arah, pasalnya, baju APD yang seharusnya dikenakan oleh petugas medis untuk berjibaku melawan virus dan bakteri ini sedang langka.

Mungkin jika kita ingin berpikiran sedikit lebih bijak, mahluk misterius tersebut tiada bedanya dengan kita semua. Takut tertular! Namun kreativitasnya yang unik, membuat orang lain merasa terusik dan panik.

Atau jika kita ingin berpikiran sedikit lebih lunak, mungkin saja mahluk misterius tersebut justru melindungi orang-orang disekitarnya yang sedang berbelanja. Ya, siapa tahu aja, mereka adalah OTG (orang tanpa gejala).

Apapun alasannya, baju hazmat tetap untuk hazmat yang dipakai di rumah sakit, bukan untuk ke supermarket. Tarik nafas sejenak...

Namun bagaimana jika baju hazmat digunakan di luar rumah sakit, tapi untuk kepentingan orang banyak?

Seperti yang dilakukan oleh seorang tukang cukur bernama Herman di kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Menurutnya, baju hazmat yang digunakan adalah untuk melindungi pelanggan, dan sekaligus dirinya dari ancaman corona dan kelaparan. Langkahnya ini menuai banyak pujian dan sangat diapresiasi oleh para pelanggannya.

Seperti yang kita ketahui, usaha jasa keahlian seperti tukang cukur, make-up artis, tukang pijat, dan lain sebagainya, termasuk yang paling banyak mendapatkan imbas di masa pandemi ini.  

Bukannya sepi peminat, namun takut tertular corona menjadi alasan yang pasti. Akibatnya istri-istri terpaksa harus menjadi tukang cukur dadakan buat para suami.

Kreativitas Herman ditengah kesulitan patut mendapat apresiasi, apalagi baju hazmat yang digunakan, ternyata adalah buatan sendiri yang berasal dari bahan yang telah dimodifikasi.

Bahaya penularan virus corona bisa didapat dari tempat umum dimana saja. PSBB sudah dijalankan di berbagai tempat dan dianggap sebagai solusi yang paling mumpuni. Namun atas nama perut, penduduk Indonesia masih saja berhamburan kesana kemari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline