Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Karma Kelompok: Apakah Manusia Pantas Dihukum Atas Apa yang Telah Dilakukan kepada Alam?

Diperbarui: 16 April 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Konsep Karma. Sumber: lifestyle.okezone.com

Terperangan jika mendengar kabar kecelakaan tragis,"Satu keluarga mati terbakar di dalam ruko, akibat arus pendek."

Iman menggelitik, Nurani tak berkutik, menyisakan pertanyaan yang tak pernah terusik. Atas kuasa Tuhan, semua terjadi dan manusia hanya bisa menghela nafas apati.

Sebagai manusia, kita menyadari bahwa kematian adalah suatu hal yang tidak terelakkan.

Meskipun masih menjadi misteri penciptaan, namun sebuah jawaban dalam diri masing-masing yang bernama "keyakinan" telah terbentuk.

Kesadaran bahwa kematian adalah hal yang pasti, membuat manusia selalu siap menerima takdir bahwa pada suatu saat dirinya akan meninggalkan dunia fana ini.

Kematian adalah pada saat fungsi tubuh individu sudah tidak berjalan lagi, oleh sebab itu kematian adalah hal yang sangat personal.

Kematian tidak menular, yang berarti bahwa seseorang meninggal tidak serta merta berkorelasi langsung terhadap kematian orang lain.

Meskipun kadang kita mengenal penyebab kematian berasal dari orang lain, seperti pembunuhan, penyakit menular, atau kesedihan yang mendalam, namun tetap, kematian bersifat personal.

Jika demikian, mengapa ada sebuah kejadian yang memakan beberapa korban sekaligus?

Dalam teori karma, ada sebuah istilah yang disebut dengan Karma Kelompok.

Konsepnya adalah bibit karma yang dibuat oleh sekelompok orang dan tumbuh menjadi buah karma yang dinikmati secara bersamaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline