Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Anak Dapat Melihat Hantu? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Diperbarui: 22 Maret 2020   10:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Theeverymom.com

Istilah Kawan Khayalan (Imaginary Friends) sudah sering kita dengarkan. Anak balita mampu membayangkan boneka atau bantal kesayangannya sebagai tokoh hidup yang memiliki nama.

Bukan hanya benda kesayangan, Kawan Khayalan juga dapat berupa figur tanpa rupa yang membuat anak balita kita sering berbicara dengan sesuatu yang tidak kelihatan.

Cukup membuat kuduk merinding dibuat...

Label "Mahluk Halus" sering diberikan kepada sang Kawan Khayalan oleh orang dewasa yang tidak dapat memahami komunikasi balita seutuhnya.

Apakah betul seperti kata nenek, bahwa anak kecil dapat melihat roh-roh halus? atau mungkin hanya pikiran polos anak kecil saja yang tidak dapat membedakan obyek nyata dan khayalan?

Menurut informasi, pembentukan Kawan Khayalan adalah ranah psikologi. Anak-anak yang berusia dua sampai dengan 3 tahun memerlukan "figur" ini untuk mengusir perasaan bosan atau untuk mencari "seseorang" yang bisa menemaninya bermain.

Menurut seorang psikolog dari Universitas Durham, Amerika Serikat, Charles Fernyhough, "sebanyak dua per tiga dari anak-anak memiliki kawan imajiner, dulunya hal ini dikatakan sebagai penyakit jiwa anak, namun saat sekarang telah dianggap sebagai bagian dari pertumbuhan normal, bahkan banyak orangtua yang sering mempertanyakan jika anaknya tidak memiliki kawan imajiner."

Namun tetap saja, pembahasan mengenai anak-anak dapat melihat hantu masih menjadi ranah yang berkuasa, mulai dari bisik-bisik tetangga hingga ke panggung medsos.

Apalagi jika cerita seperti "melihat almarhum nenek duduk di kursi goyang kesayangan," apakah itu adalah khayalan atau nyata, tetap menyeramkan dibuatnya.

Sampai sekarang pertanyaan ini masih terus dibahas. Fenomena hantu yang terlihat oleh anak bahkan telah menyentuh ranah penilitian, dan jawabannya mengarah ke satu hal, Otak Manusia.

Fernyhough berkata bahwa otak manusia selalu terhubung dengan kejadian yang dirasakan oleh indra. Apakah kejadiannya nyata atau tidak, otak manusia selalu membuat teori terlebih dahulu, sebelum melihat fakta yang tersedia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline