Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

A-Z DBD, Mulai dari Pesan Opa Tjiptadinata hingga ke Hubungan Seks

Diperbarui: 13 Maret 2020   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Patrika

Kasus demam berdarah sedang mewabah di Indonesia, namun kasus di Nusa Tenggara Timur (NTT) mendapatkan tempat tersendiri di tengah maraknya status pandemi Covid-19.

Per Rabu (11/03/2020), Dinas Kesehatan NTT mencatat jumlah penderita mencapai 3.109 yang tersebar di 21 kabupaten dengan korban meninggal dunia sebanyak 37 jiwa.

Demam berdarah merupakan infeksi yang disebabkan oleh virus denque akibat gigitan nyamuk aedes aegypti. Gejalanya adalah demam tinggi hingga 40 derajat celcius selama 2-7 hari, menandai turunnya trombosit dan stamina tubuh secara drastis.

Penderita harus mewaspadai resiko kebocoran pembuluh darah yang ditandai dengan bintik merah pada tubuh. Komplikasi demam berdarah yang berbahaya dapat berujung pada pendarahan hebat, kerusakan organ, hingga kematian.

Pasien DBD sangat dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit, karena akan melalui masa kritis selama 24 hingga 48 jam lamanya. Masa-masa ini akan menentukan peluang pasien untuk bertahan hidup dan berakibat fatal jika tidak ditangani.

Berbagai jenis bantuan medis yang akan dilakukan adalah pemantauan tekanan darah, penambahan cairan infus elektrolit, hingga transfusi darah jika pasien mengalami pendarahan. Penanganan ini penting, karena sampai saat ini penyakt DBD ternyata belum ada obatnya.

*****

Suatu petang di dalam mobil menuju ke RS Siloam di kawasan Tanjung Bunga. Terjebak dalam kemacetan kota Makassar, penulis membaca artikel di Kompasiana. Tulisan Opa Tjptadinata menjadi santapan dalam perjalanan menjenguk seorang sahabat yang terkena penyakit Demam Berdarah Denque

"Ketika Saya Terkapar Terkena Demam Berdarah, Ini Obatnya membahas mengenai pengobatan alternatif untuk penyakit DBD.

Iseng penulis bertanya kepada supir yang telah setia menemani selama 20 tahun. "Bahar, kalau orang kena DBD, apa bagus obatna?"

"Anu bos... Masak ki air kelapa baru campur ki dengan jeruk nipis, bagus itu." Jawab Bahar yang memiliki sedikit pengetahuan mengenai pengobatan tradisional Makassar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline