Lihat ke Halaman Asli

Acek Rudy

TERVERIFIKASI

Palu Gada

Keyakinan yang Bermutasi

Diperbarui: 9 Februari 2020   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Istock.com

Keyakinan telah bermutasi...

Keyakinan yang dulunya bersifat prudensial, sekarang telah berubah menjadi hal yang mondial. Apa yang dulunya merupakan ranah diskusi bermoral, sekarang telah berhamburan di media sosial.

Keyakinan yang seharusnya berisikan diskusi yang sejuk menyenangkan, terasa tidak lengkap tanpa like dan komentar. Panggung suci bagi penjaga keyakinan telah beralih ke platform yang bernama Facebook, Twitter, dan Instagram.

Lihat saja postingan di medsos yang menimbulkan gagal paham.

"Ibu kota Medan, Jakarta." "Aku percaya Aku Bisa Terbang." "Ujung Dunia ada di Kampungku" Semuanya bikin ngakak terbahak bahak.

*****

Keyakinan adalah hak azasi manusia dan wajar untuk dimiliki. Tidak ada yang dapat memaksa seseorang meyakini sesuatu, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki akhlak.

Keyakinan berproses dengan cara yang berbeda, berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan juga level kognitif individu. Oleh sebab itu, keyakinan adalah hal yang bersifat pribadi.  

Namun meskipun bersifat pribadi, Keyakinan adalah dasar dari pemikiran, ucapan, dan tindakan yang mendasari keputusan.

Sehingga bisa juga dikatakan bahwa Keyakinan adalah refleksi diri dalam kehidupan sosial.

Keyakinan bekerja bagaikan pedang bermata dua. Bisa menjadi sebuah semangat untuk hidup lebih baik, atau bisa menjadi racun yang menggerogoti diri secara perlahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline