Terkisah seorang pasien yang bernama Wijoyo (nama samaran)...
Wijoyo adalah seorang lelaki yang berusia 30tahun, memiliki wajah yang mumpuni, kehidupan yang mewakili dan pergaulan yang terpuji.
Wijoyo memiliki orangtua terpandang dan terhormat dalam masyarakat. Wijoyo mempunyai 3 orang kakak dengan segudang prestasi hidup. Wijoyo tinggal dengan keluarga kecilnya dalam rumah pemberian keluarga.
*****
Namun kadang apa yang tampak dari luar belum tentulah yang sebenarnya...
Wijoyo adalah seorang pengangguran, setelah menjadi entrepreneur yang gagal.
Wijoyo mengidap penyakit langka yang membuat dirinya tidak bisa bekarya.
Wijoyo hidup dalam sumpah pernikahan dengan wanita yang melebihi dirinya.
*****
Separah apakah kehidupan Wijoyo, sehingga membuat semua orang memedulikannya?
Kedua orangtua Wijoyo selalu memberikannya nasehat untuk merubah sifatnya yang mudah tersinggung.
Ketiga saudara Wijoyo selalu memberikan semangat untuk bangkit dari keterpurukan.
Sahabat Wiyono selalu memberikan keyakinan, bahwa penyakit Wijoyo dapat disembuhkan.
*****
Namun Wijoyo, tidak pernah mengubah sikapnya yang temperamental. Wijoyo tidak pernah memiliki semangat untuk memulai karirnya. Wijoyo sudah pasrah dengan penyakit yang dideritanya. Wijoyo selalu menasehati istrinya yang cantik atas pesan pesan kepasrahan.
Jika nasehat sudah menjadi basi, semangat sudah terbatasi, keyakinan sudah teramputasi, berharap Numerologi dapat mengatasi.
"Maaf pak Rudy, semua indikasi yang sudah engkau bacakan, semua nasehat yang telah engkau berikan, dan semua keyakinan yang sudah aku wariskan, belum memberikan sesuatu yang selama ini aku dambakan."
"Dengan seluruh keterbatasan yang kumiliki, dengan semua keyakinan yang terkoyak, dan dengan semua harapan yang sudah pupus... Aku masih bertahan... Aku masih hidup... Aku hanya berharap ada yang menghargai diriku apa adanya, bukan dengan menjadikanku seperti apa yang mereka harapkan."
******