Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Buruh, Perubahan, dan Hal yang Memiskinkan

Diperbarui: 8 Juli 2022   21:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kominfo.go.id

Berpikir bagaimana dinamika buruh kedepan, memang bukan saja kita sebagai "buruh" di abad ke-21 dituntut untuk efisien dengan apa yang diterima sebagai penghasilan dalam bekerja; dibalik ketidakpastian akan kesempatan kerja itu untuk konsisten menabung menyambung hidup.

Buka apa, ruang-ruang kerja yang sangat rungsing posisinya sebagai "buruh" itu sendiri. Saat ini dapat terancam kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu, yang mana efisiensi dan otomatisasi mesin berbasis teknologi sudah dapat mengambil langkah-langkah pekerjaan manusia.

Dengan potensi kehilangan pekerjaan sewaktu-waktu itu. Memang kedepan, ini bukan hanya akan menjadi masalah tetapi juga merupakan tantangan bagi buruh.

Bagaimana kehidupan manusia saat ini digedor dengan praktik kemajuan jaman yang sedang menerjang untuk dapat bertahan.

Pengalaman Kerja

Saya ingin mengulas dan melihat kebelakang bagaimana situasi pengalaman kerja saya sebagai buruh di bidang telekomunikasi pada tahun 2009 yang lalu. Ketika saya baru masuk dalam dunia kerja. Saat itu, saya bekerja di bidang telekomunikasi di daerah Meruya, Jakarta Barat.

Awal-awal bekerja terlihat normal sebagaimanannya bekerja, banyak rekan dan masih terjalin tim dengan komposisi ruang kerja untuk manusia yang banyak. Saya ingat waktu itu, satu Tim Maintenance Tower berisi 3 personil dan 2 personil untuk operator Genset.

Gaji saya saat itu masih dibawah UMR Jakarta, tahun 2009 UMR Jakarta sudah Rp. 1,5 jt tetapi gaji saya Rp. 950 rb. Namun bagi saya yang hanya modal ijazah SMP dari kampung yang tidak punya keahlian apa-apa, bisa bekerja saja itu sesuatu yang harus disyukuri.

Tidak semua orang mempunyai kesempatan yang sama seperti saya. Meski gaji saya dulu hanya dibayar dibawah UMR dan hanya cukup untuk makan saja. Satu tahun saya bekerja tidak dapat menabung, gaji yang tipis menjadi pokok masalahnya tetapi itu hal yang sudah seharunya diterima.

Namun bukan itu. Bukan masalah gaji yang saya ingin bahas disini. Tentang gaji, semua kembali pada kemampuan perusahaan. Sebagai buruh kita tidak dapat leluasa menuntut ini itu termasuk masalah gaji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline