Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Denny Siregar Disinggung Isu Demokrat, Andi Malarangeng Turun Gunung

Diperbarui: 8 Februari 2021   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: AFP PHOTO / BAY ISMOYO)

Tidak dipungkiri informasi di era media social, isu memang gampang sekali berkembang, ditambah jika dikembangkan oleh orang-orang yang dimedia social sendiri diikuti banyak orang sudah pasti informasi itu cepat berkembang.

Maka dari itu dalam isu kudeta demokrat sendiri, mungkinkah Buzer, Influencer, dan lain sebagainya profesi-profesi yang tersangkut media social sendiri ikut berpartisipasi?

Tentu saat ini dalam beropini menanggapi sesuatu yang sedang menjadi isu, saya kira tidak hanya bazer maupun influnencer yang dapat mempengaruhi public, selain itu majunya social media, semua orang juga dapat menggodogsuatu  opini .

Namun tidak dipungkiri dengan kekuatan pengikut yang besar, memungkinkah buzzer dan influncer sendirilah yang lebih efektif dalam mempengaruhi public?

Untuk itu terkait dengan Buzer dan Influencer, partai demokrat sendiri menuding bawasannya isu kudeta yang sedang dialami partai demokrat tidak lepas dari narasi-narasi buzzer, influncer dan akun-aku ternakan lainnya.

Kepala Balitbang DPP Partai Demokrat, Tomi Satryatomo mengatakan bahwa hal tersebut terlihat selama 7 hari kebelakang saat isu kudeta penggusuran Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari jabatan Ketua Umum bergejolak di publik.

Menurutnya, narasi yang terbangun di publik terkait isu tersebut kini sedang terbagi menjadi dua klaster, yakni pro terhadap Demokrat ataupun kontra terhadap partainya tersebut.

Menurutnya, buzzer tersebut membangun narasi yang bersifat doxing, hoax dan disinformasi dalam menjawab substansi isu yang berkembang di masyarakat tersebut.

Dalam hal ini, dia menyoroti misalnya tagar #BharataYudhaDemokrat tranding di medsos yang justru tak berkaitan dengan isu kudeta yang berkembang di masyarakat.

Dia menjelaskan, identifikasi tersebut dapat terlihat dari akun-akun anonim yang turut meramaikan isu untuk membuat tren di dunia maya.

Tomi membeberkan, tiga akun yang menjadi suara utama dalam mendistribusikan konten narasi kontra Demokrat itu didominasi oleh tiga akun yang mana satu bersifat anonim dan dua akun manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline