Dalam sebuah narasi perjuangan kemerdekaan, Soekarno pejuang kemerdekaan Indonesia pernah berkata; "Mimpilah setinggi langit agar ketika kamu jatuh, akan jatuh pada bintang-bintang".
"Setiap perjuangan tidak akan mungkin dapat optimal jika tidak didasari dengan mimpi. Maka dari itu bermimpi yang tinggi meski harus ke langit itu tidak akan menjadi sesuatu yang salah".
Sebab mimpi adalah penyemangat, dimana hasrat-hasrat manusia digantungkan pada mimpinya untuk terus memperjuangkan apa yang menjadi keyakinannya.
Untuk itu saya setuju apa yang diucapkan oleh Bung Karno dengan motivasi mimpilah sampai kelanggit. Karena jika kita terus berjuang, meski jatuh kita akan pada sampai pada bintang-bintang, kemerlap hasil dari perjuangan apa yang sudah kita perjuangkan.
Maka tidak salah apa yang dicita-citakan oleh PKS atau Partai Keadilan sejahtera yang dalam wacana berpolitiknya bercita-cita memimpin pemerintahan Indonesia 2024.
Tentu sebagai islam yang identic dengan kelompok golongan islam didalamnya, mimpi PKS dapat memimpin pemerintahan dengan penduduk Indonesia yang mayoritas muslim memang sangat mungkin. Saya tidak akan pernah menampik itu.
Tetapi di Indonesia, kemajemukan sendiri bukan hanya dari perbedaan agama, melainkan dalam tubuh agama itu sendiri yang banyak terdiri dari beberapa mazab, dimana agama ada perbedaan didalam agama.
Untuk itu meski masyarakat Indonesia masyoritas islam, tetap saja tantangan partai politik islam sendiri memiliki beragam upaya-upaya kesulitan merebut basis masa itu sendiri.
Kita tahu partai politik berlatar belakang islam di Indonesia begitu banyak, selain PKS ada juga PKB, PAN dan lain sebagainya yang menjadi wadah partai politik ormas-ormas islam didalamnya.
Saya mencontohkan bawasannya PKB adalah partai politik yang identic dengan NU misalanya, atau PAN dengan ormas islam Muhammadiayah.
Dengan berbagai identitas yang tidak secara langsung menjadi peta kekuatan politik dalam system demokrasi Indonesia khususnya dikalangan islam. Untuk itu mengapa partai islam sendiri saat ini tidak mendominasi pemerintahan, sebab kekuatan islam terpecah dari mazab keislamannya sendiri.