Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Bawa Semangat Gus Dur, Menag Yaqut Lindungi Ahmadiyah dan Syiah

Diperbarui: 25 Desember 2020   13:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: foto Humas Kemenag

Dalam perombakan kabinet menteri sebagai pendukung ide-ide presiden jokowi dalam membangun Negara Indonesia, memang dibutuhkan konsep dari bagaimana mendukung pekerjaannya tersebut.

Perombakan mentri sendiri oleh Jokowi yang dilantik pada (23/12) lalu, dimana ada 6 mentri yang dirombak oleh Presiden Jokowi menjadi catatan tersendiri.

Maka yang menarik sdari permobakan mentri bagi saya adalah masuknya Yaqut Cholil Qoumas ketua GP Ansor menjadi mentri Agama menggantikan Fachrul Razi.

Seperti diketahui orams GP ansor adalah sayap organisasi besar NU atau Nahdatul Ulama. Reputasi NU sebagai ormas besar belatar belakang agama di Indonesia dipahami sebagai oramas isalam yang moderat, dimana unsur nasionalisme juga menjadi bagian dari organisasi NU.

Salah satu tokoh NU yang dikenal moderat dan tinggi akan toleransi dalam keberagamaannya yakni Gus Dur, dimana sisi Humanitas menjadi arah utama dari berbagai pemikirannya menanggapi perbedaan Agama yang ada di Indonesia.

Untuk itu menjadi hal menarik dari Yaqut Cholil Qoumas saat dirinya diangkat sebagai Mentri Agama, ia membawa semangat tokoh NU itu, yang juga mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam memimpin Kementerian Agama.

Saya sendiri berpendapat, sangat tepat jika memang Yaqut Cholil Qoumas mengusung semangat Gus Dur dalam menanungi kementrian agama mengingat sisi toleransi Gus Dur yang besar bagai keberagaman yang ada di indoneisa.

Seperti diketahui Gus Dur merupakan tokoh nasional dengan toleransi beragama tinggi. Tidak hanya itu gus dur juga dikenal toleran pada ide-ide politik. 

Salah satu contohnya adalah terbukanya pada suara-suara masyarakat yakni pada masyarakat papua dimana saat itu masih bernama irian jaya dan memperbolehkan bendera Bintang kejora untuk dikibarkan asalkan lebih rendah dari merah putih. 

Di masa kepemimpinan Gus Dur sendiri, Indonesia juga mengakui agama Konghucu menjadi agama resmi pemerintah. Selain itu dengan kerendahan sikap akan toleransinya yang tinggi pada perbedaan figuritas Gus Dur juga dapat diterima lintas agama bahkan lintas ideology politik yang ada di indonesia.

Menanggapi itu Yaqut yang terinpirasi dari semangat toleransi yang menjadi sikap Gus Dur, dirinya tidak ingin bila kementrian agama yang dipimpinnya menjadi contoh toleransi yang buruk antar umat beragama yang ada di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline