Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Komnas PA, Lutfi Agizal, dan Kata "Anjay" Kesalahan Kita

Diperbarui: 2 September 2020   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi seorang anak yang sedang mendengarkan sesuatu. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Kata anjay yang saya ketahui memang telah popular sejak lama dikalangan orang dewasa. Sebab teman saya sendiri baik di kantor maupun dipergaulan sehari-hari sudah terbiasa menggunakan kata "anjay" sebagai ungkapan ketidak puasan.

Tetapi mengapa kata anjay sendiri akrab di telinga anak-anak tidak di desa maupun di kota disebabkan oleh media social, salah satunya yang sangat berpengaruh menurut saya adalah status WA.

Mengapa saya sebut status WA atau Whatsapp menjadi faktor yang sangat berpengaruh tersebut? Karena saya justru mendapati bahwa orang-orang mengungkapkan kekecewaan atau ketidak puasannya pada sesuatu melalui status WA; akrab dan tertulis dengan kata "Anjay".

Itulah sebab anak-anak menggunakan kata "Anjay" dikarenakan sudah menjadi tren sebelumnya di status WA dikalangan orang dewasa. Bukankah saat ini main WA sudah menjadi aktivitas utama anak-anak berkomunikasi dengan temannya?

Inilah mengapa anak-anak menjadi korban pendidikan yang sebenarnya orang-orang dewasa sendiri yang telah mengajarinya. Saya kemarin juga sontak kaget melihat status WA ponakan saya "cewek" yang masih duduk dibangku sekolah Dasar.

Dalam status WA tersebut bersama dengan teman-teman sekelasnya, ia "ponakan" saya membuat video dengan aplikasi like lalu dibagikan di status WA. "Jika tidak tahu aplikasi "like" sejenis aplikasi "tik-tok". Saya kaget caption di status WA tersebut bertuliskan "Anjay".

Kata "anjay" dibuat caption WA sendiri oleh ponakan saya, pendapat saya berlatar dari kekonyolan mereka dalam membuat video tersebut.

Sepertinya kata "Anjay" dalam interpretasi anak-anak adalah hal yang membuat ketidakpuasan dan ketakjuban pada ulah konyolnya sendiri atau orang lain yang ia tafsir sebagai sesuatu yang konyol dan harus mendapat olok-olok.

Tetapi kembali lagi pada status WA, bukankah orang dewasa sendiri saat dirinya mengunggah konten di status WA, entah video Prank atau gambar-gambar yang lucu sudah terbiasa dengan caption "Anjay"?

Dalam wacana pengguna aplikasi WA sendiri saat ini bukanlah hanya orang-orang dewasa tetapi juga anak-anak adalah pungguna aplikasi WA, yang pasti membaca caption tersebut sebagai unggahan orang-orang dewasa.

Maka dari itu dengan berkembangnya kata "Anjay" sebagai kata yang popular dari kalangan orang-orang dewasa di media sosial sendirilah yang mempengaruhi anak-anak untuk menggunakan kata "anjay" sebagai sebuah kata yang biasa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline