Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Insentif Ekonomi: Indonesia Belajarlah dari Australia

Diperbarui: 7 Agustus 2020   06:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: netralnews.com

Siapa yang tidak akan menyayangkan bahwa sebuah ide tentu memiliki daya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Tetapi kali ini ketika saya bicara saat Negara sedang mengalami keterpurukan ekonomi akibat pandemic covid-19--- bisakah diri kita bermimpi tinggi tanpa mengkaji lebih dalam sebuah kebijakan negara?

Mungkin ini adalah sebab. Tentu sebab dimana saya akan mengupas habis mimpi-mimpi itu meskipun mimpi itu terbangun dari seorang mentri republik Indonesia: Sri Mulyani Indrawati.

Apakah wacana dari sebuah kebijakan tidak boleh dikritk? Atau dengan siapa saya yang mengkritik, tentu saya anggap diri saya adalah intelektual yang pandai mengkritik, yang kebetulan seorang yang bisa menulis dimedia internet.

Tidak salah, tidak pernah salah. Setiap pemimpin harus banyak-banyak mendapat masukan saat harus berkeputusan. Ditambah seorang mentri adalah jabatan strategis publik yang butuh masukan dari banyak suara masyarakat.

Supaya daya kebijakan yang akan dibuat secara menyeluruh akan menjadi yang paling baik dan bijaksana untuk dilaksanakan. Dan dengan kebijakan insentif itu sebagai langkah pemulihan ekonomi, sudahkah menjadi yang terbaik? Untuk gaji karyawan dibawah 5 juta dan perintis usaha?

Jelas bagi saya ini sangat-sangat membingungkan hati, perasaan, serta pikiran saya. Dalam itung-hitungan intelektual saya yakni hanya bisa menulis dan bodo-- itulah diri saya yang mencoba beropini.

Sangat disayangkan sekali "insentif" keuangan negara diberikan kepada yang punya gaji dimasa pandemi ini. Mengapa? Apakah yang punya gaji bermasalah dalam daya beli?  Mereka yang punya gaji walaupun sedikit termasuk sudah ada penghasilan itu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Tetapi dengan nasib saya maupun mereka yang terkena PHK dari tempat kerja. Mungkinkah tidak dipikirkan, bahkan yang mendapat insetif sendiri disasar, yang masih kerja bergaji dibawah gaji lima juta rupiah dan perintis usaha?

Tentu ini kecerobohan yang merajalela. Banyak perusahaan besar maupun kecil kini gulung tikar. Tidak kurang-kurang karyawan dirumahkan, di-PHK, bahkan yang pengangguran sebelumnya tidak kunjung mendapat kerja akibat sudah jarangnya lowongan kerja kini.

Sebagai mentri keuangan yang akan mengucurkan dana dari Negara. Sri Mulyani Indrawati seharusnya sadari itu memberi bantuan keuangan supaya tepat sasaran. Menjaga ekonomi setiap lapisan masyarakat yang terdampak covid-19 tetap dapat berjalan.

Maka insetif itu seharusnya bukan hanya untuk yang masih bekerja. Tetapi yang belum bekerja dan terkena PHK. Serta para pedagang yang terimbas covid-19 haruslah menjadi prioritas utama seperti pedagang di tempat pariwisata yang nyata terimbas covid-19.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline