Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Tetap Terdampak Bahaya Rokok?

Diperbarui: 5 Agustus 2020   00:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Sebuah lingkaran pergaulan dalam pertemanan mau tidak mau sesuatu yang banyak dilakukan jika kita tidak ikut serta melakukannya merupakan sebuah keterasingan".

Benar ini betul, dimana mayoritas pertemanan yang saya jalani sebagai laki-laki yakni dengan sesame lelaki yang mayoritas perokok hebat, setiap harinya rata-rata menghabiskan satu bungkus rokok.

Saya tentu bukan sinis kepada kaum perokok meskipun itu adalah teman saya. Tetapi terkadang "diskriminasi" terhadap orang-orang yang tidak merokok kerap terjadi namun tidak disadari. Dalam kenyataannya tetap dipaksa menghirup asap rokok kerap terjadi tanpa tahu bagimana rasanya tidak merokok menghirup asap rokok.

Namun bagimana lagi. Apakah yang tidak merokok juga harus lari dari pergaulan supaya terhidar dari asap rokok? dimana ia harus mengurung diri tanpa bersosial untuk tidak menghirup asap rokok jika dihadapkan dengan teman yang merokok?

Inilah masalahnya. Dibanyak tempat, "laki-laki" adalah mayoritas kaum perokok. Begitupun saya beberapa tahun yang lalu sama sangat aktif merokok.

Saya memang masih merokok lima tahun lalu, tetapi dengan terus melambungnya harga rokok, saya urungkan untuk merokok dan memilih untuk berhenti merokok.

Alasan kesehatan adalah alasan yang terakhir saya berhenti merokok. Sebab kesan rokok yang memang samar berdampak pada kesehatan selagi masih muda dan daya gerak manusia masih cukup. Tidak akan terlihat masalah kesehatan jangka pendek jika memang merokok.

Berbeda ketika sudah tua, organ-organ tubuh pun ikut lemah pasti asap rokok yang dihisap akan berdampak sekali pada tubuh jangka panjang manusia ketika sudah tua.

Saya memilih berhenti merokok karena saya termasuk dalam kategori masyarakat yang rentan terhadap ekonomi. Dan itu tidak dapat saya sangkal karena kenyataannya daya beli saya masih kurang baik dan sehat.

Rokok yang membutuhkan daya beli tinggi setengah dari gaji harian saya yang sehari hanya tujuh puluh ribu jika masih dikonsumsi, jelas akan memperberat aktivitas perekonomian saya sendiri untuk hal lain yang lebih penting selain rokok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline