"Dan apa yang paling mengecewakan dari keputusan adalah tidak adanya ungkapan dalam kejujuran itu bahwa; sesuatu yang "baik" merupakan suatu yang mutlak harus disampaikan. Karena jika ingin orang lain peka tanpa adanya dasar mengungkapkan--- ungkapan "peka" itu hanyalah sampah yang tidak perlu untuk di dengar semua orang; lebih baik diam dan simpan gelora kengingan menginginkan orang lain peka itu".
Lelah seperti akan tergambar pada sesuatu yang belum bisa dewasa menempatkan sesuatu. Memang adakalanya kisah, tidak semua lahir dari apa yang dinamakan kenyataan.
Karena fiksi pikiran manusia juga punya andil didalamnya yang terkadang membuat kebingungan tersindiri, bukan kebingungan untuk dirinya saja tetapi orang-orang yang ada disekitarnya.
Namun dengan berbagai jenis karakter manusia, seharusnya ungkapan yang jelas, padat, dan mengarah pada visi apa yang diungkapkan benar-benar menjadi tinjuan utama, apakah keadaan dalam keinginan itu menuntut orang lain tahu?
Atau dengan kepekaan yang tidak tersampaikan itu, kita akan mengharap lebih kepada orang lain yang ingin mengerti diri kita tanpa menyampaikan sebelumnya?
Memang tidak ada yang lebih melelahkan dari bagaimana betapanya orang lain ingin kita mengerti tanpa menyampaikan rasanya pada diri kita. Terlebih tanpa tahu tiba-tiba kata "sebal" dan segala macamnya muncul menghampiri diri kita, apakah itu benar-benar layak harus terjadi? Ataukah kata "sebal" hanya drama yang akan dibuat orang lain mengukur bagiamana rasa diri kita saja, tidak lebih dari itu?
Ini ungkapan yang sulit, terus terang ditambah dengan permasalahan romansa adalah hal yang paling sensitive untuk dibuat sebagai sebuah drama. Sebab tanpa tahu apa-apa, termasuk apa yang diinginkan selalu saja menjadi bahan untuk menciptakan sebuah darma dalam romansa, tidak didalam alam percintaan saja tetapi ada juga di alam-alam lain yang segala sesuatunya dapat dibuat sebagai drama, dasarnya kumpulan satu orang lebih dengan berbagai kelebihan orang yang lain-lainnya.
Saya berpendapat pada dasarnya jika manusia dapat dewasa, drama-drama receh seperti menginginkan sebuah kepekaan tanpa mengungkapkan pada orang lain tidak perlu terjadi dan diungkapkan sebagai sebuah kronik baru.
Menjadi sesuatu yang sudah dapat dikatakan "dewasa" ketika tidak sependapat dengan sesuatu memang harus disampaikan, tetapi bukan berarti harus mengucapkan kata-kata yang berlebihan tidak setuju. Karena semua bentuk kedewasaan adalah diam tanpa adanya provokasi melawan dan selalu bersikap mencoba terkesan tidak ada apa-apa.
Saya ingat bagimana seorang psikolog Abraham Maslow berkata; "Seorang musisi harus membuat musik, seorang seniaman harus melukis, seorang penyair harus menulis, jika ingin berdamai dengan dirinya sendiri".
Kedamaian sebagai sebuah sebab tanpa menuntutnya manusia mungkin ini yang akan disampaikan oleh Abraham Maslow, bawasannya ketika manusia sudah melakukan sesuatu yang diharapkannya, itu akan menjadi suatu kenyataan yang mendamaikan, tanpa tuntutan kepada orang lain, apa lagi dengan kepekaan yang mereka ingin mereka tampilkan dalam kisah drama romanansa antara dirinya dan orang yang ada disekitarnya.