Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Bersama BUMN, BUMDes Bisa Maju Meski Minim Modal

Diperbarui: 5 Mei 2020   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: Dokpri (Kantor BUMDes Renajaya)

"Disamping harus dengan modal dan sumber daya manusia yang mempuni, bisnis juga memerlukan relasi yang kuat saling mendukung satu sama lain untuk dapat berjalan dengan baik".

Sekiranya dalam jalannya sebuah bisnis, apa saja yang diperlukan? Selain dari modal dan sumberdaya manusia (SDM), segmentasi bisnis juga memerlukan relasi. 

Tetapi sudahkah instrumen bisnis itu saling mendukung satu sama lain? Ini bukan saja pertanyaan, namun tantangan bagi para pelaku bisnis. Maukah yang sedang melakukan bisnis besar membantu bisnis yang kecil?

"Lagi-lagi kepentingan selalu menjadi soal, bukan seperti kepentingan yang banyak orang tafsirkan sebagai keuntungan pribadi, tetapi kepentingan ketersediaan bawasanya didalam bisnis juga ada etik. Bukankah dalam berjalannya bisnis besar harus berdampak pada bisnis yang kecil?"

Sesama bisnis yang diperuntukan dari dan untuk masyarakat melalui modal negara, BUMN dan BUMDes dapat dikatakan adalah saudara bisnis modal dari pemerintah, yang berjalannya sendiri seyogyanya saling mendukung menghidupkan satu sama lain sebagai sesama perusahaan (badan usaha) plat merah.

Jika BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara, BUMdes merupakan Badan Usaha Milik Desa, yang dalam tujuannya sendiri mempunyai kepentingan yang sama yakni: dari negara untuk mensejahterkan masyaraktanya melalui badan usaha. Apakah peran serta sinergitas dalam dukungan tersebut memang diperlukan dari BUMN untuk BUMDes?

"Seperti peruntukannya bahwa aktivitas ekonomi harus dimulai dari desa. Sebab dalam sisi produksi sendiri, Desa merupakan ladang pangan yang tidak dapat dikesampingkan peran ekonominya terhadap negara.

Maka BUMN dengan bisnis yang besar dan didukung keberadaanya oleh modal Negara penting medukung keberadaan BUMDes untuk pemerataan ekonomi sampai tingkat terpencil yakni Desa".

Sebagai contoh ketika ekonomi dalam kondisi krisis akibat covid-19. Desa sebagai lumbung pangan sendiri tentu akan tahan terhadap seburuk-buruknya keadaan saat terjadi resesi ekonomi dari pada per-kotaan. Sebab masyarakat masih dapat melangsungkan kegiatan ekonomi meskipun bersekala kecil mengandalkan sektor pertanian mereka.

Oleh sebab itu masih banyaknya lahan, serta tanaman sebagai bahan makan sendiri suatu pertanda bahwa; se-kacau-kacaunya ekonomi disuatu negara, Desa masih dapat hidup melalui lahan dan produksi tanaman yang ada. Maka seharusnya pembangunan ekonomi harus selalu dimulai dari Desa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline