Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Buku "Interpretasi Aku" dan Makna Terdalam Diri Manusia

Diperbarui: 19 Desember 2019   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: dokpri

Judul Buku: Interpretasi Aku

 Isbn: 978-602-5725-57-9
 Penulis: Toto Priyono
 Tebal buku: 459 halaman
 Harga: 130.000

Mencari Aku: Manusia
"Aku lihat ada cahaya dilangit sebrang sana. Menjadi manusia utuh adalah manusia yang mengikuti bintangnya sendiri. Selama ini aku disesatkan harapan banyak orang. Aku dikecewakan oleh kekecewaan banyak orang juga. Aku ingin pulang, benar aku hanya ingin pulang kembali kepada diriku sendiri"

Ada sesuatu yang hilang ketika dirundung suatu kegalauan pada kehidupan. Menurutku, kegalauan sendiri adalah suatu keadaan yang sebenarnya ingin membrontak pada kemapanan. Dari sana pertanyaan demi pertanyan muncul.

Bagaimana kita akan membawa hidup kita kedepan? Kejengahan pada cara hidup saat ini menjadi dasar bahwa; "kita sebagai Manusia ingin sesuatu yang lebih dari saat ini".

Tidak dapat dipungkiri bahwa, dorongan akan munculnya motivasi Manusia bukan hanya dari mana kita mendapat suatu pengaruh itu. Terkadang jika kita telah mengenal diri kita sendiri lebih baik, motivasi dari luar diri seakan menjadi kecil pengaruhnya.

Justru pengaruh itu dari dalam diri kita sendiri. Tentang bagaimana apa yang seharusnya kita lakukan, pengalaman apa yang harus kita dapat dan suasana apa yang harus kita rasakan. Ketika itu dirasa diri belum cukup, akan menjadi pembrontakan yang hebat dari dalam diri sendiri.

Jika kita telah mengalami titik itu dimana kita mempertanyakan eksistensi diri kita, janganlah sebagai Manusia yang abai. Pengertian abai sendiri yaitu; membiarkan bahkan terus menghibur diri supaya masalah kegalauan tersebut dikaburkan oleh pikiran dan hasrat yang menginginkan hidup dalam kemapanan. Padahal keadaan seperti ini sangat langka terjadi pada diri Manusia, karena ada masanya titik tertentu "mempertanyakan hidup" menjadi begitu kuat.

Aku menilai bahwa, kegalauan akan hidup itu sendiri perlu disimak, bahkan kalau bisa ditunaikan sebagaimana tuntutan keinginan dalam diri itu sendiri. Karena jika kegalauan hidup tidak terjawab, dan diimplementasikan dengan wujud kenyataan. Itu akan membuat suatu pertanyaan secara terus menerus dalam hidup Manusia.

"Ketika masa itu terlewat, akan ada pikiran yang mengganjal, mengapa dulu tidak di ikuti hasrat kegalauan hidup itu? Memang ada upaya takut untuk memulai, tetapi ketakutan itu hanya dari alam pikiran yang berubah-ubah".

Perasaan yang ada mengindikasi seberapa-pun hebatnya pikiran, diri tidak akan bisa membohongi dirinya sendiri. Pada saatnya diri terus bertanya pada dirinya sendiri akan tujuan-tujuannya yang lebih tinggi. Bahwa; panggilan untuk menjadi lebih sebagai manusia haruslah dijalankan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline