Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Ulin Nuha, Kompetisi Bukan Ukuran Tetapi Jembatan

Diperbarui: 17 Mei 2019   08:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: Ulin nuha Aksi 2019 Official

"Tidak ada yang tidak mungkin, kesempatan itu ada dan akan selalu ada. Permasalahanya adalah bagaimana manusia mencarinya".

Riuh, bahkan membuat gempar semesta perbincangan masyarakat di Desa saya, baik di dunia maya ataupun di dunia nyata. Bukan apa, meskipun di zaman teknologi maju ini semua orang dapat dibidik layar digital, tetapi anggapan masyarakat Desa tampil di Televisi Nasional masih sangat menarik dan langka.

Terlebih jika melihat sisi sejarah manusia Desa saya sendiri, jarang ada yang dapat tampil di Televisi. Tahun 2019, lewat ajang pencarian bakat DAI untuk mengisi acara sahur bulan ramadhan salah satu televisi swasta, menjadi titik balik sejarah itu di mulai, orang desa saya masuk televisi.

Dengan ini menunjukan bahwa; anak desa dapat tampil di Televisi dengan kemampuannya, tentu dalam hal ini "berdakwah" melaui Agama. Betul, acara tersebut bernama AKSI 2019 yang tayang setiap sahur di salah satu Televisi swasta nasional. 

Konsep acara ini sebetulnya sama dengan kompetisi pencarian bakat di Televisi lainnya, seperti menyanyi. Karena ini bersifat entertaiment (hiburan), tak ayal jika dukungan permirsanya menjadi sesuatu yang krusial dalam kompetisi ini.

AKSI sendiri adalah singkatan dari Akademi Sahur Indonesia, di mana pelaksanaan kompetisinya rutin di adakan ketika bulan ramadhan tiba sebagai acara utama menemani Pemirsanya santap Sahur. 

Membanggakan atau tidak? Itu adalah perkara lain dari orang lain yang menilai. Tetapi bagi masyarakat di Desa saya tentu ini sangat membanggakan karena dia "Ulin Nuha" perserta AKSI satu-satunya yang mewakili Kabupaten Cilacap.

Dalam hal ini ia 'Ulin Nuha' juga dapat menjadi inspirasi bagi anak muda lainnya di desa saya, bahwa; semua orang mempunyai kesempatan yang sama, asal terus dan giat mengasah potensinya.

Bahkan dukungan itu tidak datang dari dalam masyarakat desa saya sendiri, tetapi dari komunitas lain, baik warga desa perantaun yang dihimpun lewat organisasi PAWAKA maupun warga komunitas regional Banyumasan seperti "Republik Ngapak" yang lingkup komunitasnya sudah besar di tanah perantauan.

Sejauh ini saya lihat ketika 'Ulin Nuha' tampil, mereka baik PAWAKA (Paguyuban Warga Karang Rena) atau Organisasi warga perantauan se Regional Banyumas Raya "Republik ngapak" sangat mensuport putra daerahnya tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline