Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Kesunyian Hidup Seorang Pemikir

Diperbarui: 4 Mei 2019   18:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi diambil dari pixabay.com/ Gaya Pemikir

Kesunyian ini membuat aku ingin berpuitis ria. Aku sedikit agak cemas, aku cemas menunggu kenyataan dari setiap gagasan-gagasanku sendiri. Rasanya aku ingin membangunnya dengan semangat, memberi harapan baru pada kemanusiaan dan juga kehidupan.

Aku memang sendiri bersama setiap gagasan-gagasanku kali ini. Tetapi bukanlah masalah ketika "aku harus berjuang dengan tulisan seorang diri". Mimpiku banyak bahkan itu semua tidak pernah terhitung. Terkadang aku pun bingung, tentang apa yang diharpakan dari waktu. Seakan aku ingin hidup sehidup-hidupnya tanpa beban harapan yang ada.

Kegelisahan ini membuat tidak nyaman rasanya. Seperti biasa aku terkadang tidak nyaman dengan diriku sendiri karena setiap harapan-harapanku yang terkadang terlalu tinggi. Sejenak aku piker, apa yang harus aku perbuat dengan semua ini? Lampu semakin pijar dan malam semakin larut membawa aku pada lamunan-lamunanku.

Disetiap lamunan aku biasa menyadari, tentang apa yang harus aku rekam. Kalau bisa aku rekam semuanya tentang apa yang baik untuk hidupku. Tetapi karena keterbatasan, aku tidak bisa melakukan semua itu. Hanya ada garis bawah bahwa; "aku tidak boleh menjadi pengikut yang kehilangan dirinya sendiri".

Malam ini aku akan mencoba menyadari bahwa hidup sebagai seorang pengikut sangat menghawatirkan. Mereka seperti tidak punya deskripsi tujuan yang pasti. Konsep hidupnya hilang direduksi orang-orang yang ada disekitarnya yang mereka ikuti.

Hay, malam cobalah katakan padaku sekali lagi, jadilah aku kuat, menggengam untuk tidak kehilangan diriku sekali waktu saja. Mencoba dan mencoba menggali diriku sendiri agar ia kuat dan semakin kuat. Malam yang bertepi, aku ingin kau menjadi saksi atas hidupku yang ingin bebas ini.

Saat ini dan waktu dihari depan, aku tidak ingin peduli dengan kata-kata apapun dan dari manapun. Mungkin menjadi muda, liar dan bebas bukanlah masalah. Namun menjadi masalah ketika "harus membawa diri kemana tidak dapat mendeskripsikannya".

Adakalanya mengenal diri harus dibayar mahal dengan suatu rasa, entah pahit atau berbahagia. Malamku berkata jangan pernah kehilangan dirimu sendiri dari genggaman'mu. Titik kuat dan lemahmu ada pada dirimu sendiri. Ketika ia hilang kau pun hilang ditelan gelombang kehidupan.

Romansa kehidupan ini membuat aku ingin bertanya, mengapa selalu ada romansa dalam hidup yang dijalani ini? Seaakan diriku terbangun dengan berharap-harap dan terus berharap.

Begitupun tidurku selalu membayangkan hal indah disetiap akan tertidurnya. Kini aku sadar tak sekalipun waktu aku terlepas dari romansanya hidup yang berwarna-warni, meskipun tetap dihantui dengan keputusasaan tidak bisa ditolak keberadaannya.

Terbangun dari tidur ini, kurasa aku ini sibebal yang tetap akan bebal. Hatiku ini keras bagi batu, apa lagi dihadapkan dengan cinta "semakin keras dan mengeras". Aku kira karena kerasnya hatiku, ia tidak akan jatuh seperti beberapa tahun kemarin.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline