Melihat, mendengar dan merasa, banyak orang berbicara tentang ramalan akhir zaman seperti ramalan yang pasti terjadi. Di sudut sana orang-orang membisikan sampai telinga saya bahwa ramalan tidak untuk dipercaya. Jika ada suatu kejadian yang tidak wajar segelintir orang berujar "ini akhir zaman".
Entah akan menjadi seperti apa, saya pun tidak begitu maksud dan ingin sekali bertanya, apakah dengan sadar mereka berujar kalau ini adalah akhir zaman? Mungkinkah mereka rela mati dalam waktu dekat ini? Saya kira bukan hanya saya yang engan untuk menjemput kematian terlebih dahulu.
Ataukah mereka hanya ikut mengikuti apa yang menjadi pendapat kerumunannya? Mungkin akhir zaman adalah sebuah konsep cara hidup yang sudah usang untuk dipikirkan lagi? Saya sendiri berpendapat bahwa suatu zaman yaitu suatu kondisi cara hidup yang dijalani bukan untuk di khayali. Bagi saya, akhir zaman merupakan akhir dari suatu cara hidup lama yang akan diganti menjadi cara yang baru.
Saya merasa jika orang-orang menganggap akhir zaman suatu akhir dari alam semsesta, mungkin dia sedang membohongi dirinya untuk takut, mengapa demikian? Saya mengira dari zaman dulu orang selalu berujar akhir zaman, tetapi belum pernah terjadi kehancuran total kehidupan. Justru yang terjadi hanya cara hidup semesta saja yang berbeda masih eksis sampai sekarang "bumi dan kehidupan belum hancur".
Ramalan akhir zaman pada kenyataannya memang hanya berjalannya cara hidup yang berbeda. Saya melihat ini pada kasus yang nyata, "mungkin jika ada LGBT atau sejenisnya, bukankah dari dulu itu sudah ada? Yang berbeda hanya sekarang begitu banyak media membuat isu itu semakin banyak dikonsumsi publik.
Saya menilai, awal dan akhir zaman juga menyangkut budaya yang sedang dijalani dewasa ini. Selama hidup, saya mengamati kondisi jaman atau budaya akhir dan awal. Di mana sebelum tahun 2000-an masih banyak ibu - ibu bahkan "ibu saya kalau ke pasar memakai konde rambut, kebaya yang khas pada jamannya, namun kenyataannya itulah akhir dari zamannya.
"Keterhubungan dengan manusia lain adalah suatu pertanda bahwa kita adalah saudara yang sebelumnya tak saling mengenal."
Pasca tahun 2000-an diganti awal zaman budaya Islamisasi, dimana "hijab" sebagai pakaian khas setelahnya. Untuk itu, tidak lain dan tidak bukan, "Zaman selalu mendistorsi dirinya sendiri". Seharusnya manusia tidak gumunan bahwa ini tanda positif atau negative. Setiap masa sendiri akan melahirkan identitas baru pada ciri kehidupan masyarakat.
Seperti halnya jika manusia merantau masuk pada budaya masyarakat baru. Umumnya perantau, saya tidak mengenal siapapun disini " tempat masyarakat baru bagi saya". Daerah inipun begitu asing diwaktu saya hanya kenal daerah tempat dimana saya dilahirkan dulu. Saya tidak pernah bermimpi sebelunya, saya akan tumbuh dan berkembang tempat ini sebagai kaum perantau yang tinggal disini. Dengan berkembangnya waktu, saya menyadari bahwa dunia ini luas dengan berbagai isi dan ciri khas masyarakatnya.
Dalam masyarakat budaya baru terdapat banyak orang yang mempunyai karakter unik dan tersendiri. Saking rupa-rupanya membuat "Awalnya saya begitu terasing". Mungkin karena pandangan sempit pikiran saya yang hanya tahu itu saja, yang hanya saya lihat dan pelajari selama ini. Saya dulu menganggap kampung hanya satu yaitu tempat tinggal di mana orang tua dan para kawan-kawan kecil saya berkumpul di tempat tertentu.
Saat menjalin hubungan dengan orang yang lebih luas dan masuk dalam komunitas masyarakat di daerah tertentu, saya menepis semua anggapan-anggapan sempit saya dulu. Saya pun mulai menyadari bahwa," tempat tinggal manusia sangatlah luas dan membentang sejagat raya ini".