Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Nasib, Harapan, dan Perasangka yang Tidak Pernah Usai

Diperbarui: 18 Februari 2019   23:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Panas dan gersang, manusia terasa dikutuk oleh tingkahnya sendiri. Setiap hari dia berpikir yang hanya akan memperpusing hidupnya sendiri. Bagaimana menyandarkan diri pada nasib?

Rasanya nasib hanyalah gantungan tanpa kepastian yang benar-benar pasti. Ia ada kemudian hilang, ada kalanya optimistis bahkan tidak jarang lebih dominan pesimisnya.

Bagi saya tidak ada kata bijak yang benar bijak. Semua hanyalah bualan tanpa akhir yang terus menggantung. Mengapa? Karna tetap pro dan kontra menjadi duduk permasalahannya. Tidak ada kebijakansanan yang tidak di-iya-kan semua pihak.

Setiap kebijaksanaan hanya kulit yang akan pas dengan jenis isinya. Namun ketika bicara nasib tidak ada yang benar mewakili semua. Kebijaksanaan-pun hanya hiburan untuk menghibur diri lari dari dunia aktual yang sedang dijalaninya.

Nasib adalah bagaimana orang menghasilkan apa yang dilakukannya. Tetapi ketika apa yang dilakukan tidak sepadan, jangalah mengharap untuk dilebihkan. Harapan itu ketika terus diharapkan dan terpikir akan menjadi kenyataan jelas, ketika tidak terjadi akan mengecewakan. Karna harapan seperti melampaui waktu, berfokus pada hal yang belum pernah terjadi. 

Untuk itu, hidup seperti tidak akan mengaharap merupakan suatu keharusan yang harus manusia rasakan. Supaya dalam hidup ada ketentraman yang pantas manusia dapatkan saat ini juga. Berlomba dengan kepastian memang sulit apa lagi dengan sedikit ruang gerak yang manusia punya. Hanya ungkapan berjuang tanpa lelah yang harus dikumandangkan setiap saatnya. Sehingga terlaksana setiap jangka yang akan manusia kehendaki.

Hidup memang tidak harus mewah dengan apa yang kita punya. Tetapi terus memperjuangkan yang telah didapatkan untuk keberlangsungan kehidupan lebih baik perlu dilaksanakan. Apapun itu janganlah pernah menyerah, apalagi mendoktrin diri dengan sikap pesimis yang berkepanjangan.

Memang adakalanya harapan sangat berpengaruh, tetapi tidak pernah salah menaruh kecurigaan pada harapan. Diluar sana masih banyak manusia yang kecewa dengan harapannya sendiri. Memang tidak akan mudah, karena yang dirancang hanyalah rancangan. Semua dapat berbalik secara dratis, termasuk perasangka yang tidak pernah ada habisnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline