Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Manusia Kuat Sebagai Pemenang

Diperbarui: 18 Januari 2019   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pribadi

Dan bagaimana bisa kau tidak terima dengan perlaukuan yang sebenarnya engkau kehendaki sendiri. Terkadang aneh memang, sebetulnya kau hanya sendiri bersama dirimu. 

Rasa tidak terima pada apapun dari luar dirimu akan membuatmu jatuh pada lubang kesakitan. Tidak, kau tidak akan menyakiti siapapun, kau juga tidak akan dibuat menang olehnya. Tetap kau sakit dan akan terseok bersama dirimu sendiri.

Gelap sepertinya akan selalu menjadi gelap jika tidak disertakannya cahaya dari lilin kehidupanmu sendiri. Aku tahu kau sakit, hatimu terperangah pada rasa yang kau sendiri tidak bisa mengadilinya. 

Egois yang akut, kau hanya sedikit ingin terbang bersamanya. Kau dan aku terbuai dengan konsep yang ingin kita kejar dalam hidup ini. Seperti kau ingin mendesign dunia dengan harapan-harapanmu yang tidak mungkin bisa kau gubah. Jangankan aku, mereka saja tidak akan bisa semulus konsep pikiranmu akan itu.

Dendam yang mulai muncul ketika dari luar dirimu menyerang zona kenyamanan dalam hidupmu. Tentang semua yang tidak tersampaikan pada akhirinya. Namun cobalah telaah kembali pada dirimu sendiri. 

Bagaimana ia bermulai sehingga kau pantas disandingan dengannya? Sebenarnya kau dan aku juga mereka hanya mencari-cari cara agar tidak tenang dalam kehidupan ini. Tidak ada yang pantas kehidupan disampingkan dengan dendam membakar pikiran dan amarah. Ketika ia mulai tidak terpedulikan, dendam akan menyerang balik dirimu dan kenyamananmu sendiri.

Batin yang terlena, dibuat dengan konsep indah yang sebenarnya adalah kontrol ketiadaan dalam dimensi semeseta pilu. Sekan terpanggil untuk tidak tenang akan harapan yang terlampaui, dendam yang mulai dibangun. 

Akhirnya kita akan suntuk sendiri dengan diri kita. Luka-luka menyerang, dimana serangan itu berbalik kedalam dirimu sendiri. Ubahlah, aku ingin merubah, menyerang orang dengan dendam, rasa tidak terima dan harapan-harapan yang kita ukir. Karena akhirnya akan ia akan membalikan kepada diri kita sendiri.

Berkuasa supaya menang, tetapi bukan kita menang atas diri orang lain. Mereka tidak perlu kita menangkan. Dipandang hebat hanyalah ilusi yang terus tertekan kesombongan. 

Lalu jadilah pemenang bagi dirimu sendiri. Memenangkan harapan, dendam dan konsep-konsep keindahan yang sebenarnya berlalu dan kosong. Jika bahagia akan datang, datanglah ia tanpa permisi terlebih dahulu. Tidak harus pula engkau menumpuk gunung emas yang terlampau tinggi lalu bingung mau dijadikan apa. 

Kita telah membangun kehidupan, dengan sedarai-derai derita. Kekuatan yang terus menerus hadir dalam bentuk energi positif. Celakanya ia akan berlalu menjadi kenegatifan yang mau tidak mau harus kita terima. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline