Lihat ke Halaman Asli

Toto Priyono

TERVERIFIKASI

Penulis

Sang Pembunuh Waktu

Diperbarui: 21 Januari 2018   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Rasa-rasanya aku seperti menghilangkan diriku setiap hari. Hidup ini seperti sebuah kenihilan yang harus mau tidak mau harus dipercayai. Setiap hari aku mencari apa yang pantas aku cari. Tetapi aku juga tidak begitu saja memahami tentang apa dan seperti apa pemahaman pencarian ideal menurutku sendiri. Bagiku konsep pencarian diri adalah kekeringan bagi dirinya sendiri. Dia kosong tanpa bukti dan terus menerus terusik oleh logika kedirian seorang diri.

Dalam benak ku membayangkan bahwa aku adalah seorang pembunuh suatu pencarian. Tetapi aku pembunuh pencari yang tidak tahu apa yang harus aku cari untuk bunuh. Rasa ini seperti kertas kosong yang belum pernah terisi tulisan suatu pencarian. Mencari bahkan sampai bosan dalam pencariannya sendiri. Mungkin aku si petarung waktu yang belum pernah terbalaskan oleh si pembalas waktu.

Memang tidak ada yang menuntutku untuk seperti apa cara hidupku dalam setiap pencarian-pencarianku. Bukankah sang waktu tetap saja akan menjadi waktu? Mungkin saja waktupun sedikit agak ragu membentuk dirinya sendiri. Setiap waktu memang membingungkan. Dia tidak pernah memberi tahu jalannya untuk setiap pencarian-pencarianku. Bahkan juga waktu tidak pernah menunjukan dirinya.

Berpacu dengan waktu dirasa amat sulit. Aku bahkan tidak tahu apa yang diinginkan dari suatu waktu. Bagiku waktu layak dibunuh untuk meniadakan waktu itu sendiri. Jalan ini tidak pernah pasti. Apapun yang diingini tetap menjadi tanda tanya. Mungkinkah tujuan hidup itu hilang dengan sendirinya? Ataukah hidup ini harus tiada pencarian tujuan sehingga tidak pernah diperhitungkan waktu?

Aku kira ini akan menjadi sama. Beriringan dengan waktu seakan bertarung dengannya. Sepertinya waktu adalah omong kosong yang harus jinak sebelum waktu itu ditentukan. Rasanya kepastian hanyalah hayalan yang berakar dari bayangan waktu. Tetapi diri tetap akan bingung memilih waktunya akan kapan yang pasti untuk dirinya.

Pencarian tujuan tetap akan terombang ambing, begitupun dengan arti yang akan terbunuh waktu. Aku menduga tidak akan ada yang terkait dengan manusia kecuali pengisian cara sebagai manusia itu sendiri. Realitas hidup manusia seperti khayalan yang terasa sampai tulang belakang. Hidup ini reot yang harus terus menerus diperbaiki ditata untuk dijalani. Pertanyaannya sudahkah atau bisakah aku membunuh waktu itu sendiri? 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline