Study Tour maut dan Ironi sistem pendidikan.
Oleh : Komarudin Daid
Sekali lagi kita dikejutkan dengan berita mengenaskan yg menimpa anak-anak usia sekolah. Mereka adalah bagian dari generasi penerus bangsa ini yang sedang mempersiapkan diri meniti masa depan yg lebih baik ,menerima estapeta kepemimpinan bangsa kedepan.
Alasan demi masa depan anak,agar hidup lebih baik dari orang tuanya, menjadi generasi unggul yang mampu memutus mata rantai kemiskinan keluarga yang terwariskan turun-temurun,syukur-syukur mampu memegang estapeta kemimpinan bangsa kedepan dengan baik, menjadi alasan orang tua bersusah payah menitipkan anaknya pada sekolah terbaik atau sesuai kemampuan orang tua siswa.
Sayang seribu sayang. Nyatanya cita-cita mereka harus berakhir secara tragis. Sebelas orang siswa SMK Liga kencana, Depok Jawa Barat , menjadi korban kecelakaan bus maut sepulang kegiatan Study Tour ke Sariater Bandung, 11 Mei 2024 yang baru lalu.
Upaya orang tua siswa yg sudah bersusah payah membiayai pendidikan anaknya seakan sia-sia. Cita-cita menyaksikan keberhasilan sang anak harus terkubur dalam-dalam bersama jasad anak tercinta.
Jangan lagi ditanya bagai mana lelahnya membiayai pendidikan anak yg terus melambung ditengah besarnya gelontoran dana pendidikan sebesar 20 persen dari APBN negara . Dan ini menjadi pertanyaan serius orang tua siswa sejak lama,tapi belum juga menemukan jawaban yg melegakan orang tua siswa. Yang pasti orang tua siswa tetap saja harus merogoh kocek lebih dalam lagi untuk kebutuhan pendidikan anak-anak mereka walau sudah ada dana bos.
PENDIDIKAN GRATIS, BIAYA SEKOLAH PANTASTIS
Entah bagaimana kabarnya dengan dana BOS atau bantuan operasional Sekolah dari negara. BOS yang dalam Nomenklaturnya menjadi BOSP atau Bantuan Operasional Satuan pendidikan sebagai bagian dari Implementasi anggaran pendidikan nasional sebesar 20 persen dari APBN negara kita, dalam mendukung Program Wajib Belajar. Tapi faktanya tetap saja biaya pendidikan melambung tinggi, membuat pusing kepala dan bikin naik asam lambung orang tua siswa.
Berdasarkan pada kesiapan biaya pendidikan oleh negara berupa bos,yang penyalurannya dua kali dalam satu tahun, maka secara teory pendidikan dinegara kita haruslah gratis alias tidak bayar, mulai SD,SMP, SLTA , SLB dan Sekolah kejuruan sesuai Permendikbud ristek nomor 63 tahun 2023 ayat 1 sebagai pihak yang menjadi sasaran program dana Bantuan operasional sekolah alias BOS atau BOSP yaitu Bantuan Operasional Satuan Pendidikan dalam Nomenklaturnya
Tapi bagaimana implementasi dilapangan,apakah setelah ada siBOS, lalu biaya sekolah benar-benar gratis?. Ternyata tidak. Banyak sekolah yg masih memungut uang bayaran bulanan kepada siswa/siswinya padahal sekolah tersebut sudah mendapat kucuran dana berupa BOS. Banyak orang tua siswa yg mengeluhkan biaya sekolah yang lebih mahal justru setelah ada dana bos dari pemerintah.
Bagaimana tidak, dibanyak tempat, utamanya sekolah Swasta , setiap tahun pihak sekolah mewajibkan siswa/siswinya utk melakukan daftar ulang, yg tentu saja berbiaya alias tidak gratis dan ini dilakukan setiap satu tahun sekali.