Lihat ke Halaman Asli

Drs. Komar M.Hum.

Guru SMA Al-Izhar dan Fasilitator Yayasan Cahaya Guru

Dialog Filosofis di Ruang Kelas: Dilema Pilihan Moral

Diperbarui: 12 September 2019   20:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok.pribadi


Suatu pagi di ruang kelas, berlangsung dialog yang sangat dinamis.

Guru: Jika saya menyebutkan kata "nuklir", sebutkan satu kata apa yang terlintas dalam pikiran kalian.

Murid: Bom; pemusnah; Einstein; penghancur; senjata; perang; radiasi; mengerikan; fisika; uranium; ledakan; teror; rudal; iblis; kiamat; dan seterusnya.

Guru: Mengapa kalian semua menyebutkan kata-kata yang cenderung bermakna negatif tentang nuklir?

Murid: Karena digunakan pertama kali saat perang; 

Karena dibuat untuk keperluan perang; 

Karena memang sudah punya kesan negatif sejak awal.

Guru: Memang pada awalnya energi nuklir dibuat untuk keperluan memenangkan perang pada saat Perang Dunia ke-2 berlangsung. Mari kita saksikan video berikut ini.

Kemudian guru memutarkan video singkat berdurasi sekitar 4,5 menit tentang detik-detik pemboman Hirosima tahun 1945.

pesawat-b-25-5d7a480d0d82304444326172.jpg

Catatan historis:

Menyesal. Itulah ungkapan perasaan Robert Lewis. Dia adalah pilot pesawat Enola Gay yang menjatuhkan bom atom ke Kota Hiroshima, Jepang, pada Agustus 1945. Lewis, yang menjadi satu dari 12 orang di dalam pesawat pengebom itu, merasa sangat menyesal. Meski bom itu mampu mengakhiri Perang Dunia II, namun di benaknya selalu terbayang korban yang bergelimpangan akibat bom itu. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline