Banda Aceh - Hambatan besar bagi media mainstream di era digital saat ini adalah harus berperang melawan media sosial yang menyebar sangat cepat. Tumbuh pesatnya mereka yang juga memainkan peran jurnalistik menghambat kinerja media mainstream.
Untuk itu, Panglima Kodam Iskandar Muda (Pangdam IM), Mayjen TNI Achmad Marzuki mengajak masyarakat untuk lebih jeli membedakan antara media mainstream terutama yang sudah terverifikasi dengan media sosial dan media abal-abal yang telah menyebar dengan mudah saat ini.
"Untuk membentuk karakter sangat diperlukan peran media mainstream yang sudah terverifikasi," kata Pangdam IM, Mayjen TNI Achmad Marzuki, saat silaturahmi bersama awak media di Makodam IM, Kamis, 17 Desember 2020.
Menurutnya, pemberitaan di media mainstream yang telah terverifikasi lebih jelas keakuratannya dan berimbang, serta sudah memenuhi kaedah yang terkandung dalam kode etik jurnalistik. Hal itu sangat diperlukan dalam upaya membentengi diri dari informasi hoax atau kabar palsu yang beredar di media sosial.
"Kita ingin masyarakat Aceh semakin maju dengan berita-berita yang dapat mencerdaskan, bukan berita yang mengandung hoaks dan lain sebagainya," tutur Mayjen TNI Achmad.
Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) IM, Kolonel Arh Sudrajat, menyampaikan silaturahmi antara TNI dengan insan pers selama ini berjalan dengan cukup baik, terutama dalam kegiatan yang menyangkut Kodam IM. Untuk itu, silaturahmi yang sudah terjalin harus terus dijaga.
"TNI, Polri dan insan pers harus bersinergi memberikan informasi yang akurat dan tidak simpang siur kepada masyarakat," ujar Sudrajat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H