Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Ajaran Panca Sradha dalam Praktik Agama Hindu

Diperbarui: 13 Mei 2023   09:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap agama mempunyai kepercayaan dalam kekuasaan yang mutlak. Pada umumnya setiap umat memiliki aktivitas seperti bersembahyang, Berdoa, dan mempersembahkan suatu hal dalam mewujudkan bhakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Yang menjadikan sumber pakem dalam masing-masing kepercayaan yang di anut, sama halnya dengan Umat Hindu Memiliki keyakinan terhadap keberadaan Tuhan Atau yang sering dikenal sebagai Tuhan Yang Maha Esa atau Brahman. Selain itu, Umat Hindu di kenaal dengan Agama yang memiliki banyak Dewa. Yang sering di kenal ialah tri murti, Tri mutri berarti tiga Dewa yang terdiri dari, Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dewa Brahman di kenal sebagai pencipta alam semsta berserta isinya, Dewa Wisnu dikenal sebagai Dewa pemelihara seluruh  alam semesta, dan Dewa Siwa di kenal sebagai Dewa yang melebur alam semesta. Ketiga perwujudakan dari Dewa Brahma,Dewa Wisnu dan Dewa Siwa merupakan manifestasi dari keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, Tuhan merupakan entitas yang puncak pada alam semesta, terlepas dalam hal itu memiliki banyak ajaran-ajaran dasar dalam agama hindu, diantaranya yaitu ajaran Panca Sradha. Secara Etimologi Panca Sradha berasal dari dua kata yaitu Panca Dan Sradha. Panca yaitu Lima dan Sradha yang berarti keyakinan maupun kepercayaan, jadi Panca Sradha merupakan Lima dasar kepercayaan atau  keyakinan  akan keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini Kelima dasar keyakinan ini kemudian menjadi pondasi yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi umat Hindu dalam berkehidupan di lingkungan keluarga, masyarakat, Lima dasar keyakinan Ini meliputi, Brahman,  Atma, Karma Phala, Punarbhawa, dan Moksha.

Brahman yang bearti percaya akan adanya Tuhan. Dimana sang hyang widhi merukapakan penguasa di alam semesta dalam dalam Chandogya Upanisad IV.2.1 yaitu "Ekam Eva Avityam Brahman" yang artinya  "Tuhan itu hanya satu tidak ada yang kedua. Kemudian dalam Yajur Veda XVII.27 juga tertuliskan "Yo Devanam Namadha Eka Eva" yang artinya "Ia adalah satu dan Dia disebut dengan banyak nama". Dalam praktik  Hindu, Brahmana sering dikaitkan dengan Trimurti, yaitu tiga dewa utama  agama Hindu, yaitu Brahma, Wisnu, dan Siwa. Ketiga dewa ini mewakili aspek Brahman, yaitu kekuatan penciptaan, pelestarian, dan pembubaran. Menurut agama Hindu, Brahman dianggap sebagai wujud tertinggi dari Tuhan atau  Pencipta, yang meliputi segalanya dan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Brahman dianggap sebagai sumber dari semua kebenaran, kebahagiaan dan kesadaran  di alam semesta dan asal  dari semua yang ada. Oleh karena itu, Brahman dianggap sebagai sumber dari seluruh alam semesta.

Atman atau atma artinya percaya dengan adanya Atma yang dimana merupakan jiwa atau roh yang terdapat di dalam tubuh kasar pada tubuh makhluk hidup. Atma atau ataman merupakan percikapan yang berasal dari percikap api kehidupan dari Tuhan Yang Maha Esa. Namun selain itu, Atma memberikan kehidupan kepada setiap makhluk hidup. jika suatu atma meningggalkan badan kasarnya saat meninggal di sebut sebagai jiwatman. Jiwatman merupakan pengaruh dari karma atau hasil perbuatan yang dilakukan di dunia. Pada kitab Bhagawad Gita Sloka X.20 yang berbunyi: " aham tm gudkea sarva-bhtaya-sthitah aham di ca madhyam ca bhtnm anta eva ca"  yang artinya: O Arjuna, Aku adalah roh yang utama yang bersemayam di dalam hati semua makhluk hidup. Aku adalah awal, pertengahan dan akhir semua makhluk. Dalam sloka tersebut menjelaskan tentang Tuhan berada pada setiap makhluk hidup yang disebut atman. Dalam pandangan Umat Hindu mrnyatakkan bahwa manusia yang utama adalah atman. Dimana atmat di anggap sebagai memenuhi segala yang ada didalam hidup setiap makhluk. Oleh karena itu dapat di pastikam bahwa sesungguhnya kehidupan kembali dengan Atman yang sama dengan kehidupan sebelumnya.

Karma phala merupakan keyakinan tentang kebenaran akan adanya karma phala atau hasil perbuatan. Dalam hidup ini kita tentunya melakukan sesuatu disertai dengan tujuan maupun hasil yang di capai. Dimana setiap perbuatan yang baik (Susila ) dan perbuataan yang buruk (asusila) pastinya akan mendapatkan hasil dari perbuatan yang ditamankan. Pada saat kita melakukan perbuatan baik yang maka hasil yang kita dapat adalah hasil yang baik, begitu sebaliknya perbuatan yang buruk maka hasil yang kita dapat yaitu perbuatan buruk. terdapat tiga jenis karma phala yaitu, Prarabda Karma Pala, Kriyamana Karma Pala, dan Sancita Karma Pala. Karma Pala merupakan segala perbuatan yang telah dilakukan baik perbuatan yang baik maupun yang buruk kepada kita maupun orang lain akan kita terima pada saat itu juga, Kriyamana Karma Pala merupakan segala perbuatan yang telah dilakukan akan kita terima saat sudah meninggal. Dan pada Sancita Karma Pala merupakan semua perbuatan yang telah kita lakukan hasilnya akan kita terima suatu saat nanti saat Reinkarnasi. Oleh karena itu, segala perbuatan dan hasil yang dilakukan dan di peroleh harus di persembahkan terlebih dahulu kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena umat hindu menyakini bahwa semua perbuatan yang ada dan akan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa.

Punarbhawa berasal dari Bahasa sansekerta yaitu, Punar yang artinya "Kembali" dan Bhawa yang artinya " Menjelma atau Lahir" Oleh karena itu Punarbhawa merupakan Kembali atau kelahiran yang berulang-ulang atau yang lebih dikenal Reinkarnasi. Dimana atma yang abadi tidak akan hancur maupun mati tetapi yang mati hanyalah badan kasarnya saja. Atma akan lahir Kembali dengan mengambil wujud baru sebagai makhluk hidup. Bisa terlahir sebagai makhluk hidup atau sebagai makhluk lainya tergantung karma yang diperbuat dahulu. Kelahiran Kembali atau Reinkarnasi terjadi karena suatu perbuatan yang kita lalui dahulu baik perbuatan buruk maupun perbuatan baik.

Moksha berasal dari kata "Muc" yang artinya Kebebasan atau melepaskan, moksha merupakan terlepasnya Atma dari pengaruh maya dan terbebas dari ikatan Subha dan Asubha Karma, sehingga Atma dapat menyatu dengan Ida sang Hyang Widhi. Makhluk hidup tidak lagi harus menerima Hukum Karma atau Reinkarnasi, karena Atman nya telah menjadi satu dengan Tuhan Yang Maha Esa. Untuk memudahkan tujuan kita untuk mencapai Moksa,umat Hindu mengenal Empat jalan atau empat cara yang disebut dengan Catur marga. Catur marga terdiri dari Bhakti Marga, arma Marga,Jnana Marga, dan Raja Marga, Bhakti Marga yaitu cara untuk mencapai Moksa dengan jalan cinta kasih yang mendalam Kepada Tuhan dan makhluk ciptaannya, yaitu dengan pengabdian dalam wujud sembah bhakti, Karma Marga yaitu cara untuk mencapai moksa dengan jalan melakukan kewajiban sebaik mungkin, dengan pengabdian dengan melalui perbuatan baik. Jnana Marga cara untuk mencapai moksa dengan jalan mempelajari dan mendalami ilmu pengetahuan, Raja Marga adalah cara untuk mencapai moksa dengan jalan tapa yoga dan semadhi.

Secara sederhana, meyakini kemahakuasaan Tuhan merupakan suatu sikap ajaran Panca Sradha bagi umat hindu. Masyarakat hindu percaya bahwa adanya panca sradha membuat mereka lebih mengetahui mana perbuatan buruk dan baik, selain itu umat hindu juga mempercayai kemahakuasaan Tuhan sebagai penguasa alam semesta yang terdapat dari lima dasar keyakinan tersebut. Dalam ajaran agama Hindu apapun perbuatan yang dilakukan akan memberikan hasil yang setimpan nantinya seperti keyakinan karma phala. Oleh karena itu agama Hindu memiliki praktik yang sangat berperan penting dalam kehidupan umatnya, salah satu praktik yang sangat penting yakni panca sradha, karena merupakan serangkaian upacara yang dilakukan untuk menghormati leluhur kita.

Panca Sraddha memiliki beberapa makna dan tujuan yang penting dalam praktik keagamaan hindu, di antaranya membangun solidaritas keluarga, dan juga menghargai siklus kehidupan dimana panca sradha, Mengajarkan Umat Hindu untuk menghargai siklus kehidupan yang lahir maupun mati. Hal ini mengingatkan mereka bahwa mereka juga akan menjadi leluhur di masa depan. Hal ini memberikan kesadaran sebagai bagaian alam dari kehidupan manusia. Selain itu Umat Hindu juga memperkuat iman mereka dan memperdalam hubungan spiritual dengan tuhan, karena memeberikan kesempatan untuk merenungkan makna hidup dalam tujuan eksistensi dalam pemahaman tentang spiritualisme Hindu. Selain itu, manusia juga memiliki tugas dan kewajiban yang wajib dilaksanakan semasa hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dan untuk mencapai tujuan akhir tertinggi yaitu mencapai Moksha.

Entitas Tuhan tidak dapat dijelasakn dengan rinci dan detail serta wujud-Nya tidak dapat digambarkan. namun pada saat ini masih banyak masyarakat yang masih memperdebatkan mengenai pelaksanaan panca sradha dengan menentang teguh akan nilai dan praktik panca sradha sebagai bagian dari kehidupan mereka. dimana panca sradha sangat penting dalam praktik agama hindu karena upacara ini adalah salah satu cara untuk mengormati dan menghargai leluhur mereka, serta memperkuat hubungan yang harmonis antar keluarga. Oleh karena itu, pelaksanaan Panca Sradha sangat penting karena karena dianggap sebagai kewajiban moral dan spiritual  umat Hindu untuk menghormati dan memuliakan nenek moyang dan nenek moyang mereka. melalui hal ini umat Hindu diharapkan dapat menjaga hubungan yang harmonis dengan nenek moyang agar mendapat berkah dan perlindungan dari mereka. Namun Selain itu, Panca Sraddha juga memiliki nilai sosial dan budaya yang sangat penting dalam masyarakat Hindu. Praktik dari Panca Sradha ini dapat memperkuat rasa memiliki dan solidaritas antar anggota keluarga serta identitas budaya dan agama umat Hindu di tengah masyarakat  multikultural. Selain itu, manusia juga memiliki tugas dan kewajiban yang wajib dilaksanakan semasa hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dan untuk mencapai tujuan akhir tertinggi yaitu mencapai Moksha.

Panca Sradha mengajarkan Umat Hindu untuk menghormati kehidupan yang telah berlalu dan menghargai nilai-nilai yang diwariskan oleh leluhur dan nenek moyang mereka.  dengan meyakini lima dasar keyakinan yang, yakin dengan adanya Ida Sang Hyang Widhi Wasa, yakin dengan adanya atma atau Atman, yakin dengan adanya karma phala, yakin dengan adanya punarbhawa, yakin dengan adanya moksa yang merupakan pokok dari ajaran tattwa sebagai hakikat kebeneran.  Kelima dasar keyakinan ini menjadi pondasi yang dijadikan sebagai dasar pijakan bagi umat Hindu dalam berkehidupan di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, praktik Panca Sradha juga membantu menjaga keseimbangan antara dunia fisik dan spiritual dalam kehidupan umat Hindu serta masyarakat hindu dapat terus menghargai dan memperkuat nilai-nilai yang telah ada sejak zaman dahulu kala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline