Sahabat,
Ku baca layang untuk para sahabat
Tetes air penuh doa membelah pipi
ku ingat guru menyejuk iman
Keteduhan hati dibawah pohon
Tersirami embun di pagi hari
Sahabat,
Ku bayangkan sejuknya air jernih saat menghadap Illahi
Senyuman mengembang telah tuntas wariskan ilmu kehidupan
Dalam lembaran tertata apik
Pedoman kepasrahan dalam doa
Tertuju kepulan awan membawa pada Sang Khaliq
Sahabat,
Renungan pagi masih terdengar
Walau tertinggal suara merdu sebagai warisan
Sabun pembersih kalbu yang menjadi relung renungan pikir
Sahabat,
Pagiku bersama doa warisan guru
Pagiku senandung doa tak akan putus
Pagiku melayang bayang putih bersih tapaki hidup
Pagiku jalani kehidupan atas petunjuk Allah yang guru khabaran kebaikan dan kebenaran
Sahabat
Taukau kau aku masih menangis mengenang guru yang syadu dalam berucap
Tapi, bahagia buku perhalaman buku guru
ceramah kalbu penyiram bunga merekah di pagi hari
Sahabat,
Aku tau engkau telah di haribaan bersemayam di Surga Allah
Doaku semoga aku bisa terbawa dan Engkau dalam ampunan dosa
Sahabat,
Betapa aku kehilangan sosoknya
Namun, aku masih bisa mendengar suara syaduhnya
Ani
Bangil, 27 Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H