Lihat ke Halaman Asli

Saya, Simon, dan Oknum Aparat

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat video Koboy Palmerah sedikit mengingatkan saya kepada pengalam pribadi yang hampir sama dengan apa yang dialami si Simon pengendara skuter matic yang menjadi korban Koboy Palmerah. Hanya saja, kalau pengalaman saya ini tidak separah dengan Simon yang diancam dengan senjata api.

Kejadian ini memang sudah agak lama, tepatnya akhir tahun lalu. Waktu itu, saya mau berangkat kuliah ke arah Lenteng Agung kebetulan saya tinggal di Bekasi, waktu itu saya kuliah pagi. Biasanya kalau kuliah pagi, saya berangkat dari rumah jam 7.

Singkat cerita, ketika saya melewati Jalan Raya Bambu Apus tepatnya sebelum perempatan Bambu Kuning, Jakarta Timur. Tak biasanya jalan yang sering saya lalui itu, agak tersendat, nampaknya ada sebuah kerumunan. Benar saja, ketika saya mencoba menyalip kendaraan di depan saya, ada kecelakaan kecil yang menimpa dua orang satu laki-laki dan perempuan yang berboncengan dengan sepeda motor.

Saya ini orangnya memang agak penasaran, ingin tahu kenapa atau bagaimana kecelakaan itu terjadi. Lantas saya berhenti, dan meminggirkan motor saya, lalu saya coba membantu si pengendara motor dan teman yang diboncengnya, memang ketika saya lihat luka mereka agak parah, entah karena tertimpa motor atau terseret di aspal.

“Coba Mas dan Mba-nya, diluluruskan kakinya, agar tulangnya tidak kaku,” Seru saya kepada si korban.

Lalu, saya coba bertanya tentang kronologi kecelakaan kepada salah seorang satpam yang memang ikut membantu saya menolong si korban. Kata satpamnya, “Waktu itu di depan motor korban ada mobil, yang memang satu arah, memang mereka sama-sama kencang. Tapi, ketika motor mau menyalip dari kanan mobil yang di depannya si mobil malah belok ke kanan juga, yaudah jadilah tabrakan.”

Sesaat setalah si satpam cerita, datanglah si pengendara mobil dengan ciri-ciri perawakannya, tinggi, tegap, dan cukup besar badannya, namun sepertinya dia berumur 50 tahun. “Makannya Mas jangan kebut-kebutan,” Kata si pengendara mobil.


Loh, Bapaknya aja yang belok tapi tidak mengasih lampu sign,” Sahut pengendara motor.
Yaudah Pak, sekarang Anda bawa nih korban ke rumah sakit atau klinik terdekat, soalnya agak lumayan lukanya,” Ucap saya, mencoba menengahi.


Oh yaudah, saya mutar mobil saya dulu,” Kata si pengendara mobil itu yang memang mobilnya terparkir agak jauh dari TKP.
Waktu itu yang ada di situ, saya dan satpam dan si korban saja, orang-orang yang tadinya juga ikut membantu mulai pergi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline