Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Desa Wisata Memang Bukan Destinasi Wisata "Mainstream"

Diperbarui: 21 Juli 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : via Kompas.com

Sebuah desa sebagai destinasi wisata tidaklah sama dengan sebuah pantai, hal ini karena dapat dikatakan hampir semua orang suka berada di pantai mulai dari anak anak hingga orang dewasa -- tidak demikian pada desa wisata.

Dengan mengatakan ini maka jika kita membicarakan desa wisata berarti target pengunjung kita tidaklah mainstream atau dengan kata lain spesifik -- dan bahkan sangat spesifik.

Hal ini karena atraksi inti yang ditawarkan oleh desa wisata adalah kehidupan sehari hari di sebuah desa serta dengan pemandangan alam sekitar seperti persawahan ataupun pegunungan, dan walaupun ada desa wisata yang berlokasi di tepi pantai tetap akan sulit menyamakan dengan pantai pada umumnya.

Dengan mengatakan spesifik maka jumlah pengunjung yang kita akan jaring pun tidak sebanyak destinasi wisata mainstream dan oleh karena itu pula diperlukan upaya untuk mengoptimalkan pengalaman para wisatawan yang berkunjung seperti misalnya dengan penambahan atraksi atau daya tarik.

Bila kita melihat wisata spesifik lainnya misal diving maka kita bisa melihat bagaimana pelaku usaha wisata menyediakan pelayaran dengan konsep liveaboarding khusus untuk para wisatawan yang gemar akan diving.

Dengan konsep ini, wisatawan tidak saja dapat menyelam di beberapa diving sites yang telah diatur oleh penyedia tapi juga menikmati pelayaran itu sendiri dengan keindahan alam laut serta bonusnya melakukan island hopping.

Disini terdapat nilai tambah bagi wisatawan dengan minat diving, sedangkan dari sisi penyedia layanan wisata memperoleh pendapatan tambahan selain dari layanan diving itu sendiri yaitu dari pelayaran, makan dan minum, dan akomodasi.

Jangan juga dilupakan bahwa dengan melakikan pelayaran, jangka waktu tinggal wisatawan dapat lebih lama jika dibandingkan ketika mereka hanya melakukan diving  secara ala carte, ini karena mereka secara langsung berada di dalam sebuah perjalanan.

Dengan kata lain, penyedia layanan dapat menambah atraksi utama selain dari diving -- dan langkah ini sungguhlah patut ditiru. Jika pelayaran dengan konsep liveaboarding ini diaplikasikan ke desa wisata, apa yang menjadi kapal dan pelayarannya serta island hopping nya ?

Para penduduk desa perlu secara bersama sama dan mandiri memikirkan bagaimana menambah atraksi utama kepada wisatawan selama berada di desa nya selain dari kehidupan sehari hari dan pemandangan alam -- serta bahkan bila sangat memungkinkan juga dapat menjaring wisatawan mainstream.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline