Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Masalah Boeing Lebih Sekadar Krisis Budaya Perusahaan

Diperbarui: 4 Februari 2024   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi logo perusahaan Boeing. (Sumber: Boeing.com via kompas.com) 

Buntut insiden pesawat Boeing B 7379 milik Alaska Airlines sepertinya masih berlanjut dan bisa memanjang dan melebar setidaknya setelah kemarahan dari CEO Alaska Airlines dalam sebuah wawancara baru baru ini.

Sang CEO mengatakan dia tidak lagi frustrasi dan letih namun kesal terhadap kualitas produk Boeing B 7379 setelah pihaknya juga menemukan baut yang kendur pada pesawat B 7379 lainnya pada armada mereka. Sang CEO juga mengungkapkan akan mengirim tim khusus yang akan melihat proses pembuatan semua pesawat pesanan Alaska Airlines.

Kekesalan sang CEO Alaska Airlines adalah sangat wajar mengingat mereka memiliki B 7379 yang cukup banyak pada armada mereka serta dapat membuat image Boeing semakin buruk dan bisa semakin terpuruk bila ada lagi ungkapan kekesalan dari para maskapai operator B 7379 lainnya -- dan pada akhirnya dapat memengaruhi para maskapai dalam memilih pesawat mereka dikemudian hari.

Mengapa demikian?

Para maskapai biasanya membeli pesawat karena dua hal yaitu untuk mengganti pesawat mereka yang sudah menua serta karena mereka akan melakukan ekspansi pada jaringan penerbangan mereka sehingga mereka membutuhkan pesawat yang dapat menjawab kebutuhan mereka tersebut.

Dan ketika image Boeing menurun, keputusan para maskapai bisa terpengaruh karena turunnya image tersebut walaupun pesawat Boeing dinilai dapat menjawab kebutuhan maskapai , dampaknya adalah adanya kemungkinan para maskapai memilih pesawat besutan pabrikan lain.

Dampak lainnya adalah pada beberapa produk mereka yang masih dalam tahap sertifikasi oleh Badan Penerbangan Amerika (FAA) yaitu Boeing B 737 MAX 7 dan 10 serta B 777X yang akan menjadi B 777-8 dan -9.

Logo Boeing (Boeing.com)

Pada produk militer, pihak Boeing juga dalam persaingan dengan pabrikan Lockheed Martin dalam program Angkatan Udara Amerika bernama NGAD (Next Generation Air Dominance) yaitu program pengadaan pesawat tempur generasi 6 untuk USAF.

Sudah tentu track record terutama pada keselamatan (safety) juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi keputusan dari pihak USAF sebagai end-user nya, dan bila pada akhirnya yang dipilih adalah Lockheed Martin maka kekalahan Boeing dari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline