Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Hobi atau "Passion"?

Diperbarui: 31 Januari 2024   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar : Pixabay.com

Sebuah bandara tidak lagi hanya sekadar terlihat sebagai kawasan pergerakan pesawat melainkan layaknya sebuah pemandangan di tepi pantai dimana apron laksana pantai dengan pasir putihnya, landasan pacu laksana lautan serta pesawat laksana orang orang disekitar pantai. Ini adalah gambaran dari seorang penggemar seluk beluk pesawat.

Banyak cara kita untuk menyalurkan hobi kita, ada yang rela membelanjakan uangnya hingga puluhan bahkan ratusan juta, ada pula yang rela tidak pulang berhari hari ke rumah.

Dibalik semua itu, hobi atau kegemaran terhadap sesuatu sebenarnya dapat membuat kita lebih mudah menyerap ilmu dan pengetahuan terutama pada hal hal yang berkaitan dengan hobi tersebut  -- dan uniknya lagi ilmu dan pengetahuan tersebut sama sekali bertolakbelakang dengan ilmu dan pengetahuan yang kita tekuni ketika ingin mendapat gelar akademik.

Penulis misalnya menekuni ilmu ekonomi tapi bergelut di pariwisata, memiliki kegemaran pada seluk beluk pesawat atau aviasi, penulis tidak berusaha dan juga memang tidak mampu membeli pesawat serta tidak bersekolah pilot tapi dari hobi ini penulis justru mendapatkan ilmu dan pengetahuan tambahan dalam hidup.

Dan ajaibnya lagi, penulis merasa lebih mudah menyerap ilmu dan pengetahuan tentang aviasi dibandingkan saat waktu masih kuliah dimana ada beberapa mata kuliah yang sempat harus mengulang.

Misalnya dalam mata kuliah Akuntansi, penulis perlu latihan lama untuk mendapatkan jumlah yang sama (balance) antara aktiva dan pasiva di neraca namun tidak perlu lama untuk memahami perbedaan antara propulsi dan daya dorong (thrust) pada pengoperasian pesawat.

Ilmu ekonomi tidak mempelajari aerodynamics, juga tidak pernah menyinggung ketiga hukum Newton pada hukum geraknya, akan tetapi karena hobi, keinginan untuk mengetahui semua itu sepertinya memang lebih kuat dibandingkan dengan kekhawatiran untuk mendapat nilai D pada akuntansi atau mata kuliah lainnya. Dengan membaca dan melihat video di situs internet untuk memahaminya secara visual, tidak dibutuhkan satu semester untuk memahami sepenuhnya.

Peran teknologi tidak bisa dipungkiri andil nya dalam memudahkan kita memahami akan sesuatu yang kita inginkan, video tanpa caption atau penjelasan tertulis lainnya sudah dapat me-visualisasi segala hal yang kita ingin ketahui.

Dahulu kita perlu ke warnet atau pulang ke rumah dahulu untuk mengunjungi dunia maya dan mencari infornasi yang kita inginkan, sangat jauh berbeda dari sekarang yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja hanya melalui jari kita dan menyentuh layar di smartphone.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline