Pada beberapa pemberitaan di situs situs penerbangan dan perjalanan baik di mancanegera dan dalam negeri , terjadi kenaikkan jumlah penumpang pesawat.
Perkembangan ini memang sungguh menggembirakan bagi industri penerbangan karena ini adalah tanda dari kembalinya para pelaku perjalanan ke kursi pesawat dan juga ke bebagai destinasi wisata.
Akan tetapi ini tidak selamanya mengindikasikan adanya peningkatan jumlah pelaku perjalanan, dalam arti terdapat pelaku perjalanan yang bermunculan pasca pandemi.
Tahun ini dapat dikatakan sebagai tahun pertama bagi industri penerbangan memulai kegiatannya kembali setelah pandemi (reaktivasi), beberapa maskapai ada yang melepas beberapa pesawatnya serta tidak sedikit yang harus menyimpan pesawatnya selama pandemi.
Dengan kondisi ini berarti kapasitas maskapai ada yang tidak sama dengan sebelum pandemi terutama bagi maskapai yang berkurang jumlah pesawatnya karena dikembalikan ke pihak leasing.
Begitu pula maskapai yang belum seluruhnya mengembalikan pesawat pesawatnya dari penyimpanan selama pandemi karena selain tidak memerlukan dana yang tidak sedikit juga diperlukan pilot yang mungkin maskapai mengalami kekurangan saat reaktivitasi ini karena telah merumahkanya saat pandemi.
Jadi mengapa ada kenaikkan jumlah penumpang ?,
Jawaban tepatnya masih harus menuggu hingga tahun berjalan 2023 ini berakhir, karena terdapat kemungkinan kenaikkan ini hanya sebagai indikasi dari kembalinya jumlah penumpang pesawat pasca pandemi, tepatnya jumlah penunpang pada tahun 2019 sebagai patokan pembandingnya.
Oleh karena itu pada pemberitaan tersebut juga disebutkan tingkat pemulihannya (recovery rate) dengan membandingkannya dengan periode yang sama di tahun 2019.
Adapula pemberitaan terjadi lonjakan jumlah penumpang di tahun 2023 ini saat ada liburan panjang seperti cuti bersama pada hari hari besar.