Ketakutan akan terbang atau dalam bahasa Inggris nya Fear of flying atau juga dengan istilah aviaphobia serta aerophobia adalah kondisi dimana seseorang merasa takut untuk terbang.
Kondisi ini normal dan bahkan tidak sedikit penduduk bumi yang mengalami kondisi ini dan membuat mereka selalu menghindari perjalanan lewat udara.
Bunyi roda pesawat di tarik saat takeoff dan dikeluarkan saat akan mendarat serta bunyi yang berasal dari bagian overhead bin yang kendur bisa menambah percikan rasa takut seseorang yang mengalami aviaphobia ini.
Turbelensi dan cuaca buruk yang dapat membuat pesawat tersentak, juga ketika pesawat menghadapi crosswind saat mendarat adalah keadaan yang akan membuat semua penumpang khawatir namun bagi seorang aviophobia kekhawatiran tersebut bisa lebih tingkatannya.
Kejadian kecelakaan pesawat -- terutama kecelakaan fatal yang mengakibatkan korban meninggal juga dapat menjadi pemicu utama bahkan kepada orang yang sebelumnya tidak mengalami aviaphobia.
Walau secara statistik kecelakaan pesawat dari tahun ke tahun selalu menurun seiring dengan peningkatan keselamatan penerbangan pada semua pelaku industri penerbangan mulai dari pabrikan hingga maskapai, tidak mudah menghadapi ketakutan terbang ini.
Dalam laporan keselamatan penerbangan tahun 2019, pihak IATA menyebutkan bahwa tingkat resiko kematian akibat kecelakaan fatal pesawat turun hingga setengah dari tahun sebelumnya dan bahkan dalam periode lima tahun terakhir.
IATA pada laporan tersebut juga mengatakan bahwa seseorang bisa terbang setiap hari selama 535 tahun sebelum mengalami kecelakaan yang mengakibatkan satu korban meninggal atau terbang setiap hari selama 29,586 tahun sebelum mengalami kecelakaan dengan tingkat 100% fatality.
Sudah tentu munculnya angka angka ini didasarkan oleh data yang dimiliki oleh IATA, terutama data mengenai kecelakaan dan insiden pesawat di seluruh dunia.