Penerbangan haji tahun 2023 ini dihiasi dengan permasalahan pada maskapai terutama pada komitmen maskapai dalam menyediakan kapasitas untuk per kloter nya.
Pada hari ini (6/5/23) Kompas.com mengulas hal tersebut dengan tajuk Saudi Airlines Kerap Ubah Kapasitas "Seat" Pesawat, Kemenag Layangkan Protes, sudah tentu ini merugikan jamaah di kloter kloter berikutnya karena ada efek domino seperti yang diulas pula pada berita tersebut.
Walau tindakan protes merupakan keharusan namun yang lebih penting lagi adalah mengevaluasi perjanjian dengan maskapai agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di musim haji berikutnya.
Ada beberapa sudut pandang bagi dalam melihat kejadian ini yaitu pada.perjanjian kerjasama dengan maskapai, apakah terdapat penegasan terhadap komitmen maskapai untuk selalu menyediakan pesawat dengan kapasitas yang sama bila terjadi gangguan pada.pesawat yang mengangkut.jamaah untuk setiap kloter nya, karena tidak semua pesawat dalam armada setiiap maskapai memiliki konfigurasi kursi yang sama.
Untuk pesawat berbadan lebar misalnya, ada pesawat yang dibagi menjadi 3 kelas dan ada.pula yang 2 kelas, jumlah kapasitas kursi terutama kelas ekonomi dengan konfigurasi 3 kelas jelas akan lebih sedikit daripada konfigurasi 2 kelas.
Maskapai tidak selalu menetapkan konfigurasi kelas nya yang sama pada setiap pesawatnya.
Keadaan ini akan membuat penyediaan pesawat maskapai untuk setiap kloter bisa berbeda beda karena adanya utilisasi pesawat dalam armadanya.
Sebagai ilustrasi saja, misalnya pada awal pesawat dengan nomor registrasi PK-0901 dengan kapasitas 480 pax yang akan melayani kloter hari ini namun karena pesawat PK-0901 baru saja atau ternyata masih melayani penerbangan berjadwal dan mengalami keterlambatan pada skedulnya maka diganti dengan pesawat dengan nomor registrasi PK-0921 dengan kapasitas 400 pax.
Memang dalam hal maskapai tetap pada komitmennya menyediakan pesawat untuk kloter hari ini namun karena maskapai ini pada dasarnya juga maskapai yang melayani penerbangan komersial berjadwal dimana mereka me utilisasi seluruh pesawatnya maka akan selalu ada kemungkinan keterlambatan pada skedul masing masing.
Keterlambatan ini akan memengaruhi kesiapan pesawat dengan nomor registrasi PK-0901 tersebut untuk menerbangkan kloter sesuai kesepakatan awal.