Pada hari Sabtu, 13 Mei 2023 penulis berekreasi ke Bandar Udara Halim Perdanakusma (HLP) setelah sekian lama absen walaupun jarak dengan tempat tinggal tidak terlalu jauh.
Tidak banyak bedanya antara bandara ini dengan bandara lainnya dari sisi lalu lintas penumpang dan kendaraan yang mengantar jemput, cukup ramai.
Bandara ini hanya terlihat tua saja bangunannya di tengah kemajuan zaman dan perkembangan Jakarta, namun demikian bandara ini masih mampu menjadi salah satu penggerak perekonomian Jakarta dan juga negara melalui pergerakan penumpang dan kargo nya.
Juga tidak bisa dilupakan keberadaan para retailers yang menyediakan lapangan pekerjaan kepada penduduk di Jakarta dan sekitarnya.
Dalam sejarahnya, bandara ini selalu menjadi pijakan pertama dari tamu tamu kehormatan nrgara mulai dari Perdana Menteri, Presiden, hingga Raja dan Ratu dari negara sahabat.
Akan tetapi penulis di sini ingin melihatnya dari sisi lokasi bandar udara yang umumnya berada jauh dari pusat kota dengan menggunakan dasar pada panduan baik oleh ICAO sebagai organisasi induk aviasi sipil dunia maupun oleh otoritas aviasi sipil setiap negara.
Bandara HLP ini merupakan satu dari sedikit bandara di seluruh dunia yang berlokasi dekat atau sekitar pusat kota. Beberapa bandara lainnya yang berada di pusat kota lannya adalah bandara London City (LCY), Bandara Wellington NZ (WLG) dan bandara Sultan Muhammad Kamaruddin (SWQ) di Sumbawa.
Definisi dari pusat kota bisa bervariasi pastinya, ada yang melihatnya dari sisi pusat pemerintahaan, pusat keuangan, pusat hunian dan lainnya, misalnya bandara LCY yang berada di tengah pusat keuangan.
Namun semuanya menjadi salah satu faktor dalam penentuan lokasi sebuah bandara yang pastinya merujuk pada keselamatan penerbangan.
Keberadaan bandara di tengah lokasi yang dinamis terhadap perkembangan zaman akan dapat terdampak oleh pertumbuhan tersebut saat hasil dari pertumbuhan justru menjadi penghalang lintasan pesawat.