Industri kedirgantaraan yang meliputi juga industri pembuatan pesawat terbang baik sipil maupun militer bisa menjadi salah satu indikator kemajuan sebuah negara karena industri ini melekat dengan teknologi yang pesat perkembangannya selain juga berbiaya tinggi.
Namun karena industri ini berbiaya tinggi maka perjalanan industri ini di setiap negara berbeda beda.dimana ketergantungan pada sisi finansial menjadi salah satu kunci kelancaran perjalanannya.
Pembuatan pesawat merupakan proses yang tidak hanya berbiaya tinggi namun juga memerlukan waktu yang cukup panjang mulai dari pendesainan, testing dan simulasi, konstruksi hingga perakitan serta dilanjutkan dengan sertifikasi pesawat yang menjadi produknya sebelum dinyatakan layak untuk digunakan.
Konsistensi dari berbagai pihak serta kekuatan finansial sangat diperlukan untuk menyelesaikan keseluruhan.proses tersebut yang akn menghasilkan produk yang tidak hanya membawa keuntingan secara ekonomin tapi juga meningkatkan harga diri sebuah bangsa.
Indonesia sangat beruntung.memiliki industri kedigantaraannya dengan hadirnya PT. Dirgantara Indonesia yang sebelumnya bernama IPTN yang sudah mampu membangun dan merakit segala jenis pesawat baik itu yang bersayap tetap maupun putar (rotary wings).
Akan tetapi dalam sejarah dan perkembangannya, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor.Industri kedirgantaraan Indonesia mengalami jatuh bangun dengan beberapa faktor penyebab.
Salah satu faktor tersebut adalah keadaan perekonomian negara seperti terlihat pada krisis moneter pada tahun 1998 dimana beberapa proyek pesawat terbang kita ada yang terkena imbasnya berupa penundaan dan pembatalan pada pengembangannya.
Sebut saja N 245 sebagai pesawat generasi lanjutan dari CN 235 serta pesawat jet penumpang N 2130 yang baru dalam konsep, belum berupa prototipe.
Prototipe yang sedianya menjadi bukti kelayakan sebuah pesawat untuk dioperasikan melalui berbagai macam uji coba malah menjadi salah satu objek di museum.
Walau pada kenyataan kini PT. DI sudah banyak menerima pesanan pesawat seperti pada keluarga NC-212 dan CN-235 dalam berbagai varian dari beberapa.pihak baik sipil maupun militer dari dalam.negeri dan mancanegara, masih banyak lahan yang masih belum maksimal dan membutuhkan dukungan dari para pemangku kepentingan.