Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Penerbangan Perintis sebagai Penggerak Roda Perekonomian Daerah Terpencil

Diperbarui: 26 Januari 2023   13:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Kompas.com

Beberapa hari yang lalu ada satu berita di KOMPAS.com (23/1/23) yang sangat menyentuh, yaitu berita mengenai masyarakat di Beoga yang terdiri dari bapak-bapak, ibu-ibu dan anak-anak Papua membantu proses evakuasi pesawat yang tergelincir tanpa diberi komando, sebelumnya video mengenai ini juga sempat viral.

Adapun pesawat yang tergelincir pada tanggal 23 Januari 2023 yang lalu adalah pesawat de Havilland (sekarang Viking Air) DHC-6 300 Twin Otter, yang sudah teruji ketangguhannya dalam melakukan penerbangan ke daerah daerah terpencil serta dapat beroperasi pada landasan pacu yang pendek.

Sskilas pemandangan ini menggambarkan masyarakat yang sedang bergotong-royong namun bila kita mencoba untuk membayangkan kita berada dan menetap di Beoga, makna dari aksi gotong royong tersebut bukan hanya berdasarkan kebiasaan dalam kehidupan kita dan spontanitas semata.

Sekilas pula penerbangan yang dilayani oleh pesawat nahas itu sama dengan penerbangan berjadwal lainnya. Akan tetapi jika kita meihat daerah tujuan penerbangan ini tidaklah sama dengan penerbangan berjadwal lainnya, terutama dalam hal penanganan keamanan dan keselamatan untuk memastikan kelancaran lalu lintas orang dan barang.

Penerbangan ke daerah daerah terpencil seperti yang dilayani oleh pesawat nahas tersebut kita kenal dengan penerbangan perintis.

Penerbangan perintis sama pentingnya dengan penerbangan sipil berjadwal lainnya. Akan tetapi fokus tujuan penerbangannya yang berbeda, di mana penerbangan perintis berfokus pada daerah tujuan yang sulit atau tidak dapat dijangkau oleh moda transportasi lainnya.

Faktor keamanan di sekitar lapangan terbang, misalnya, di mana pergerakan pesawat bukan hanya di darat melainkan di udara saat akan takeoff dan landing memerlukan pengamanan untuk memastikan keamanan dan keselamatan pesawat beserta penumpang dan muatan barang dalam keadaan selamat setiap waktu.

Penduduk di Beoga sangat membutuhkan dan bahkan dapat dikatakan menggantungkan kehidupan sehari-harinya pada transportasi udara, baik untuk penumpang maupun barang.

Pesawat bukan hanya sekadar sebagai alat transportasi saja tetapi juga sebagai penghubung mereka dengan teman, sahabat dan sanak keluarga yang tinggal di daerah lain.

Mereka tidak berada di daerah layaknya pasar maupun toko kelontongan yang lengkap dengan barang dagangannya dan hanya berjarak beberapa langkah kaki saja. Di sana, butuh ribuan atau bahkan ratusan ribu langkah dan itu hanya dapat dipercepat waktu tempuhnya lewat angkutan udara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline