Airbus melalui Airbus Commercial Aircraft nya saat ini sedang bergembira dan berbahagia setelah sejak tahun 2019 menggeser posisi Boeing sebagai no. 1 diantara semua pabrikan pesawat penumpang dan kargo (airliner), penyebabnya tidak lain adalah Boeing B-737 MAX.
Namun penulis tidak akan membahas kompetisi diantara mereka melainkan mengulas apa yang sedang dikerjakan oleh Airbus pada semua khususnya pada pesawat bersayap tetap, tidak hanya pada produksi pesawat penumpang dan kargo nya saja.
Mari kita mulai..
Airbus Defense and Space
Kita memulai dari divisi pertahanan dan luar angkasa dari Airbus yang sudah menghasilkan produk baik berupa pesawat maupun kendaraan dan roket.
Menurut beberapa sumber dan dari situs Airbus, pada bulan November 2022 yang lalu mereka telah mengajukan proposal perjanjian kerjasama dengan Korea Aerospace Industry dalam mempromosikan pesawat besutan KAI yaitu KF-21 Boramae yang secara khusus membidik negara negara di Eropa Barat, namun belum diketahui secara rinci mengemai bentuk kerjasamanya.
Pesawat KF-21 merupakan pesawat jet tempur yang diklaim sebagai pesawat jet tempur generasi lima yang mana Indonesia menjadi bagian dari pengembangan pesawat ini.
Pihak KAI sendiri baru saja menandatangani kontrak dengan Polandia atas pengadaan 48 unit pesawat KAI FA-50, apakah ini yang melatarbelakangi Airbus mengajukan proposal ?
Pertanyaan ini sangat wajar karena sebelumnya pihak Airbus telah memiliki konsep pesawat latih jet tempur mereka yaitu Aitbus Future Jet Trainer (AFJT) yang dinilai beberapa pihak bentuknya konsep pesawatnya menyerupai FA-50, mungkin saja pihak Airbus berganti haluan dan mengakhiri konsep AFJT.
Airbus Future Jet Trainer merupakan bagian dari konsep Future Combat Air System (FCAS) dari Airbus, Dassault Aviation dan Indra Sistemas, dimana Airbus menginginkan pesawat AFJT mereka menjadi pesawat latih nya.
Untuk pesawat AFJT sepertinya demikian dimana Airbus mungkin akan mengakhiri project AFJT tersebut dan dengan melihat negara Perancis dan Spanyol yang sedianya menjadi pasar utama AFJT tidak menunjukan ketertarikannya setelah melihat Polandia memilih FA-50 sebagai pesawat latih jet tempurnya.