Lihat ke Halaman Asli

Widiyatmoko

TERVERIFIKASI

Aviation Enthusiast | Aerophile | Responsible Traveler

Hambatan serta Pemaksimalan Fungsi dan Peran Bandara Internasional

Diperbarui: 12 Januari 2023   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penumpang di Bandar Udara Internasional Hang Nadim di Batam, Kepulauan Riau. (sumber: UNSPLASH/nizar kauzar via kompas.com)

Ada terdapat 33 buah bandar udara internasional yang kita miliki akan tetapi tidak semunya melayani penerbangan non stop ke dan dari mancanegara, yang tersedia dilakukan dengan transit di bandar udara internasional lainnya yang menjadi hub maskapai.

Status sebagai bandar udara internasional membuat sebuah daerah terbuka pintu gerbangnya ke segala penjuru dunia dalam dua arah baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penerbangan tidak langsung ini membuat koneksi langsung antara daerah tersebut dengan berbagai kota di dunia tidak terlayani (unserved routes) serta membuat pelaku perjlanan udara menghabiskan lebih banyak waktu tempuh.

Menurut penulis, ada beberapa hal yang kemungkinan menjadi penyebab dari tidak terlayani nya rute rute internasional yang langsung walau sudah tersedia bandara internasional.

Pertama adalah lokasi bandara yang jaraknya tidak terlalu jauh dengan bandara internasional didaerah lain, sebagai contoh adalah bandar udara Banyuwangi yang bisa dikatakan diapit oleh bandara SUB dan DPS. 

Jika kita ingin melakukan penerbangan ke Singapore maka penerbangan yang tersedia yaitu melalui SUB, DPS dan CGK namun jika harus memilih maka terbang melalui SUB menjadi pilihan yang tepat dengan memperhitungkan waktu tempuh dan biaya.

Begitu pula untuk penerbangan balik arahnya yang melalui ketiga bandara internasional lainnya.

Kedua adalah tidak atau belum adanya penambahan rute penerbangan langsung internasional pada bandara yang sudah menyediakan penerbangan internasional, dua kota yang umum dilayani rute langsung adalah Kuala Lumput (KUL) dan Singapore (SIN). 

Sebagai contoh adalah bandara Sultan Syarif Kasim II (PKU), Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah (TNJ) yang tidak terlalu jauh dari Bandar Udara Internasional Hang Nadim (BTH) sedangkan BTH sendiri terlalu dekat dengan SIN sebagai bandara dan hub terbesar dan tersibuk di Asia Tenggara.

Secara rata rata bandara bandara ini melayani penerbangan hanya ke Singapore dan Kuala Lumpur (dan ke Penang) sedangkan bandara internasional seharusnya dapat menghubungkan ke sebanyak mungkin daerah lainnya di dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline